Kejadian pagi ini ( 27 Maret 2009) jam 02.00 di Ciputat, harus jadi perhatian serius. Betapa tidak, daerah Cirendeu Ciputat adalah identik dengan wilayah yang sebagian besar penduduknya adalah Pulisi.
Dari yang berpangkat paling rendah sampai Komisaris besar. Dan wilayah ini paling dekat dengan Jakarta, jika pintu air Bengawan Solo yang jebol, tidak akan berakibat fatal, paling2 desa Widang, Tuban yang sudah berbulan2 digenangi banjir, dan masih akan digenangi banjir lagi entah sampai kapan.
Pintu Air Situ gintung hanya satu dari pintu2 air yang pasti tidak terdeteksi atau tidak terawat, dan selama ini dianggap aman2 saja. Departemen yang menanganinya menganggap pintu2 air ini akan selalu aman, sehingga
terlewat dari pengawasan mereka. Situ Gintung sendiri dibuat untuk mampu menampung 2 Juta Kubik air.
Meluapnya sungai di seluruh wilayah Jawa, Sulawesi, Sumut, dan banyak tempat menunjukkan semakin menurunnya kualitas lingkungan secara keseluruhan dan daya dukung sungai. BMG merasa perlu untuk menambahkan peringatan " sungai meluap" pada setiap kali musim hujan datang di wilayah2 daerah Aliran Sungai.
Sungai-sungai yang sudah ada sejak sebelum manusia menempati Pulau jawa tidak mungkin tidak mampu, menampung air jika kondisi sekitarnya masih mampu menyangga dan menampung berapapun jumlah air yang masuk ke sungai.
Ini Tamparan buat Gubernur DKI, yang saya denger bersama WWF akan memadamkan Jakarta - selama 1 jam- besok tanggal 28 Maret 2009. Alih alih menghemat Rp 200 juta , mereka harus mengalokasikan dana penanggulangan bencana yang jauh lebih besar untuk membantu warga Cirendeu dan sekitarnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar