Selasa, 23 Oktober 2012

Anak kecil itu

Ketika aku masuk ke ruangan itu, dia bersorak kegirangan. Aku sempat kaget karena pintu dua bilah itu memakai engsel koboi yang sering dipakai di rumah jaman dulu. aku pikir dia cuma heran kenapa pintunya terbuka sendiri.
sissynmaru@pixabay
Ibunya sedang berdiri di depan mbak Kasir untuk membayar rekening Listriknya, duduklah aku di kursi tunggu sambil memperhatikan polahnya. tak butuh waktu lama untuk "mengenalinya"- aku tersenyum lebar...terus kuperhatikan semua yang dilakukannya, melompat,berputar dan berjingkat sambil menggumam kecil.
Sadar kalau kuperhatikan , dia sempat waspada dan menjaga sikapnya, namun aku melebarkan senyumku padanya, mangacungkan jempolku padanya berulang ulang tanpa setahu ibunya. Makin semangat dia lalu tak lama kemudian sandalnya terpeleset lantai dan dia terjatuh sambil berpegangan pada kursi tunggu didepanku.

Mulailah ibunya memberi komentar negatif,  dia hanya mendengarkan ibunya berbicara tapi jelas perhatiannya tertuju padaku.

Aku membelanya,  mengangkat semangatnya, membiarkan ibunya yang terus melanjutkan komentar negatif itu. Akhirnya Anak lelaki itu sadar kalau aku sedari tadi , mencoba berkomunikasi dengannya. Semula aku beri satu jempol, aku tambah lagi jadi dua jempol, dan dia menirukannya, lalu diulanginya lagi. aku pun melakukan repetisi dan dia membuat resonansi.
aku membuat simbol toss , melakukan repetisi dan melanjutkan komunikasi. Ketika aku mengangguk tersenyum dia akhirnya sadar sudah terhubung denganku, dan dia melakukan gerakan yang sama. we're connected.
Akhirnya ibunya selesai membayar rekening listrik, dan beranjak pergi meninggalkan ruang itu, aku tetap membuat simbol toss dan tak lama kemudian dia mendekatiku menyambut tanganku..haha...indah sekali...

Alangkah indahnya dunia bila semua insan sadar bahwa mereka terhubung satu dengan lainnya, memiliki kepedulian  dan kepekaan yang sama.

Kamis, 13 September 2012

penyerangan Benghazi......ekses dari suatu sebab



kutipan dari CNN (translated)
Di dalam sebuah ruangan yang aman dari konsulat AS di Benghazi, Libya, Duta Besar Chris Stevens berlindung dengan dua petugas layanan asing lainnya. Hanya beberapa menit sebelumnya, sekelompok militan bersenjata berat melancarkan serangan terhadap kompleks, melempari dengan tembakan dan granat roket.
 Para penyerang memicu kebakaran pada bangunan dan ruang yang aman mengisi dengan asap. Stevens, Layanan Informasi Luar Negeri manajemen petugas Sean Smith dan seorang petugas keamanan regional AS akan segera dipaksa untuk meninggalkan perlindungan sementara mereka dari serangan.
Pejabat senior pemerintah disebut kondisi di dalam "mengerikan," menggambarkan "asap sangat tebal dan api." Para pejabat, sementara masih berusaha untuk mengumpulkan rincian tentang bagaimana serangan Selasa malam konsulat berlangsung,
Di dalam sebuah ruangan yang aman dari konsulat AS di Benghazi, Libya, Duta Bemberikan gambaran yang lebih jelas tentang peristiwa. Kekerasan dimulai sekitar pukul 10 malam Selasa, di tengah protes oleh kelompok radikal Islam Ansar Al-Syariah terhadap film yang mengejek nabi Islam. Empat jam kemudian, konsulat hancur, dinding yang menghitam oleh api menembak. Empat orang Amerika, termasuk Stevens dan Smith, sudah mati. Dalam waktu 15 menit dari tembakan pertama, penyerang mampu memasuki kompleks utama kompleks konsulat dan mengaturnya terbakar. Stevens, Smith dan seorang perwira keamanan regional adalah satu-satunya orang di dalam gedung pada saat itu.
 Foto diambil Selasa malam menunjukkan menembak api dari setiap lubang bangunan sebagai militan menghunus senjata berjalan melalui senyawa. Asap, berat hitam menambah kebingungan dari situasi dan tiga petugas diplomatik menjadi terpisah karena mereka dievakuasi ruang yang aman, para pejabat pemerintah mengatakan.
  Sementara itu, aparat keamanan Amerika dan Libya, dipaksa untuk menangkis serangan di luar dan api berkobar di dalam, sedang bergulat dengan bagaimana menangani adegan semakin rumit, para pejabat AS mengatakan. Petugas keamanan regional dengan Stevens dan Smith berhasil melarikan diri bangunan dan kembali dengan orang lain untuk mencoba untuk menyelamatkan orang-orang.
Untuk Smith, penyelamatan datang terlambat. Dia sudah menyerah menghirup asap pada saat mereka tiba. Stevens, di Benghazi pada perjalanan singkat dari ibukota Tripoli, hilang, ternyata mampu membuat jalan keluar tanpa disadari dalam kekacauan. Sekitar 45 menit setelah tembakan pertama terdengar, aparat keamanan berusaha untuk merebut kembali senyawa utama, tetapi ditolak oleh tembakan berat dan mundur ke lampiran di kompleks. Libya,
 Mereka membuat upaya kedua di 11:20 pm - lebih dari satu jam setelah serangan dimulai - dan kontrol berhasil kembali dari bangunan utama. Tapi insiden tersebut masih jauh dari selesai. Bentrokan senjata berlanjut dan serangan pindah dari kompleks utama untuk lampiran kompleks itu. "Ia selama waktu itu bahwa dua personel tambahan AS tewas dan dua lainnya luka-luka," kata salah satu pejabat senior pemerintah. Akhirnya, sekitar 2:30 am, empat setengah jam ke serangan, keamanan AS personel, dibantu oleh pasukan Libya, mengambil kembali kendali kompleks konsulat seluruh. Masih belum diketahui pada waktu itu, bagaimanapun, adalah keberadaan Stevens '. Libya mengatakan pengamat telah membantu membawa Stevens sadar ke rumah sakit. Namun, pejabat AS tidak bisa mengkonfirmasi akun tersebut. "Kami tidak jelas pada keadaan antara waktu dia sudah dipisahkan dari sisa kelompok di dalam gedung yang terbakar waktu kami telah diberitahu bahwa ia berada di sebuah rumah sakit Benghazi," kata pejabat senior pemerintah. "Kami tidak dapat melihat dia sampai tubuhnya dikembalikan kepada kami di bandara." Juga Rabu jelas adalah pentingnya waktu serangan, yang jatuh pada ulang tahun ke-11 serangan 11 September di New York dan Washington, dan bertepatan dengan protes kekerasan di Kedutaan Besar AS di Kairo, Mesir. Pejabat Departemen Luar Negeri mengatakan kedua insiden di misi diplomatik itu tak berkaitan dan mengatakan mereka percaya kekerasan Benghazi adalah "serangan jelas direncanakan."
 "Itu bukan massa yang tidak bersalah," kata seorang pejabat senior. "The video atau 9/11 membuat alasan praktis dan bisa kebetulan dari perspektif mereka tapi ini adalah serangan militer-jenis jelas direncanakan."
Presiden AS Barack Obama, bagaimanapun, mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah serangan itu direncanakan.
Seperti fajar menyingsing Rabu, besarnya peristiwa malam sebelumnya yang dirasakan oleh kedua Amerika dan Libya. Puing-puing hangus dan abu berserakan di lantai konsulat terbakar. Sebuah bendera Amerika kecil berbaring di tengah reruntuhan.
Dan kedua pemerintah Amerika Serikat dan Libya, pada "hari yang sangat, sangat sulit," meratapi hilangnya Stevens, yang telah membantu menyelamatkan Benghazi selama revolusi tahun lalu.
 "Dia mempertaruhkan nyawanya untuk menghentikan seorang tiran, kemudian memberikan hidupnya berusaha untuk membantu membangun sebuah Libya yang lebih baik," kata Menlu AS Hillary Clinton.

well madam.......what a mess..

Jumat, 04 Mei 2012

Lain ladang lain belalang

Ada ladang rumput yang hanya melulu rumput......
kelihatannya ramah ternyata berisi sarang seribu semut api..
ada juga ladang ilalang , yang tidak tertembus pandangan 
dan akan melukai tangan bila melewatinya tanpa membawa parang dan sabit. 
ada juga ladang bambu, yang bila kita dudukdi bawahnya, akan muncul  banyak 
suara-suara aneh, berkeriut, desir angin di bambu, dan suara gemeratak....


begitu pula selera masing-masing orang untuk menuliskan keinginannya.
ada yang melulu menulis apa yang dipikirkannya, sampai berkerut  orang yang membacanya,
karena dibaca berkali-kali, kagak ngerti juga apa yang dibacanya..
Ada juga yang menulis apa yang dirasakannya, hanya sekedar untuk berbagi
apa yang dirasakannya agar orang lain juga mengerti...ada juga perasaan seperti itu..


Pikiran dan Perasaan,dua hal yang selalu menjadi bahan pertimbangan kita
untuk selalu dipakai dan selalu diasah, demi mencapai suatu hal yang sering 
disebut orang kebijaksanaan.

Yang kadang kita lupa, kita biarkan masing-masing berjalan sendiri, tak tentu arah.

Padahal menyelaraskan keduanya dengan dibimbing nurani di belakangnya,
akan berbuah hasil yang mencengangkan, kadang kita sendiri tak percaya bisa
bisa menghasilkan suatu capaian luar biasa....menurut kita.
 



Kamis, 19 April 2012

kapan terakhir anda mendengar suara katak di hutan...?

ini saya salinkan buat anda nikmati........






menteri dengan sepatu sport


Pak Menteri satu ini sudah lama saya amati sejak masih aktif di jawapos Group, dari menghindar jemputan protokoler oleh kepala daerah- berbaur dengan penumpang lainnya, artikel-artikelnya di harian jawapos  selalu tampil dengan gaya mengalir,  dan selalu mengejutkan di akhir paragraf- ciri khasnya. Apabila kekayaan orang Indonesia diukur dengan banyaknya tulisan yang dihasilkan, bukan tidak mungkin beliau akan muncul di urutan-urutan paling atas, betul itu! 
Dan jika belakangan ini banyak diliput media, bagi beliau itu sudah lumrah, sudah biasa, dilakukannya , terobosannya memotong birokrasi dan mempersingkatnya manjadi lebih sederhana ibarat seorang pembersih selokan. Memakai sebuah tongkat kayu - menghadapi sebuah selokan mampet mencari sumber kebuntuan dan dengan santai  menguraikannya, sesederhana itu. 
Salah satu yang fenomena ialah waktu menjabat di perusahaan BUMN Energi, beliau menghapus kunjungan kerja rapat dari eselon paling atas sampai daerah, dang menggantikannya dengan pertemuan via teleconference, grup BBM, serta email.  bayangkan berapa anggaran yang dihemat untuk  biaya Perjalanan Dinas - dan itu hanya untuk satu hal saja. Saya kagum dengan tindakannya yang tak banyak komentar- tapi langsung memberi dampak luar biasa pada hal yang disentuhnya.
Saya membayangkan bila apa yang dilakukannya ttg biaya perjalanan dinas itu  JUGA DILAKUKAN PADA semua jajaran Pemerintah Daerah-Kota-Propinsi dan Pusat. Kementerian Dalam Negeri bisa malu hati itu..hehe..
Perjalanan sakitnya - yang  berbuah buku berjudul " Ganti Hati" yang dikarangnya dalam dua bahasa Indonesia dan Tionghoa, menarik untuk dibaca. Selain itu  buku " Pelajaran dari tiongkok " juga  adalah kumpulan artikel-artikelnya  selama berada di sana.
" Tiongkok bertumbuh dengan sangat fantastis dan sangat baik apabila Indonesia mempelajarinya. Inilah kira-kira pesan yang hendak disampaikan oleh Dahlan Iskan,  . Dahlan Iskan tidak membiarkan pengalamannya (yang sangat banyak) selama berada di Tiongkok, lenyap begitu saja. Buku ini merupakan kumpulan artikel Dahlan Iskan yang telah dimuat dalam harian Jawa Pos yang berisi berbagai pengalaman dan curahan hati sang penulis dalam perjalanannya di Tiongkok.
Namun buku ini bukanlah buku mengenai pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang bersifat sangat akademis. Sebaliknya, Dahlan menuliskan ragam pengalamannya dengan tutur bahasa yang sangat ringan dan mengasyikkan, beberapa artikel bahkan cenderung mengundang senyum dan gelengan kepala.
Sebagai contoh, pada bab-bab awal Dahlan mengungkapkan pengalamannya dalam belajar bahasa Mandarin di Nanchang. Dalam mempelajari bahasa tersulit di dunia ini, Dahlan memilih untuk belajar membaca dan berbicara saja. Biarlah saya tetap tidak bisa menulis, agar di dunia ini ada orang yang disebut “setengah buta huruf” (hal 13), ujar Dahlan dalam kalimat penutup bab Sulitnya Menulis Han Zi.
Ketika menelusuri apa yang dilakukan Dahlan berikutnya, maka kita akan sibuat kagum karena beliau ternyata berhasil “menulis” Han Zi (huruf Tiongkok) dengan menggunakan komputer berprogram bahasa Mandarin. Dahlan juga menceritakan kesannya bagaimana para mahasiswa Tiongkok belajar berbicara bahasa Inggris dengan penuh semangat di taman terbuka di kampus Jiang Xi Normal University sekalipun hujan turun dengan deras disertai dengan suhu yang dapat membuat tubuh menggigil kedinginan.
Tidak hanya itu, buku yang terdiri atas 76 artikel   ini mampu membuat setiap pembacanya merasa “berpetualang” ke setiap sudut Tingkok yang diceritakan oleh Dahlan. Kemampuannya dalam bertutur patut diacungkan jempol.
Ketika membaca bab berjudul Maglev, Mahal karena Hanya Delapan Menit, misalnya, saya seolah-olah dapat turut merasakan bagaimana kereta tercepat di dunia yang terletak di Shanghai ini melaju dengan kecepatan mencapai 430 km per jam dengan kecepatannya yang sangat mendebarkan. Dalam catatannya, Dahlan bahkan sempat mengungkapkan bahwa dua orang Jepang yang duduk di depannya, sibuk memfoto top speed kereta, lalu bergantian memotret diri dengan handphone kamera di depan angka itu. Turun dari kereta pun mereka masih sibuk saling memotret di samping Maglev! Maglev hanyalah salah satu cermin majunya infrsatruktur di Tiongkok.
Lebih dari itu, Dahlan juga banyak bertutur mengenai perkara insfrastruktur yang disertai dengan saran-sarannya bagi Indonesia, bahkan ASEAN. Dahlan tidak bermaksud untuk menguraikan kekagumannya tentang Tiongkok secara berlebihan namun beliau ingin agar masyarakat Indonesia belajar dari cara pemerintah Tiongkok membangun masyarakat dan negaranya. Belajar dari semangat masyarakat Tiongkok dalam membangun wilayahnya. Dalam hal ini, mentalitas adalah sebuah hal penting bagi pembangunan. Dahlan mengungkapkan pengalamannya di mana setiap petugas publik yang diberinya ‘tip’, selalu menolak tegas.
Pembangunan demi pembangunan pun berjalan dengan begitu pesat meskipun menimbulkan sisi negatif dalam hal lingkungan hidup, eksploitasi buruh, ketimpangan sosial, dan kondisi perekonomian nasional yang “terlalu panas”. Kecepatan pembangunan Tiongkok dari sudut positif, memang patut dipelajari. Salah satu tujuannya, seperti yang diungkapkan Dahlan Iskan, adalah agar Indonesia mampu membalikkan situasi dari “potensi bahaya menjadi pasarnya Tiongkok” ke situasi “memanfaatkan Tiongkok sebagai lahan ekonomi kita”.
Lebih dari itu, dalam jangka panjang kita berharap agar seluruh bangsa Indonesia dapat menikmati berbagai kemajuan seperti yang dialami Tiongkok. Untuk itu, buku Pelajaran dari Tiongkok ini sangat saya sarankan untuk dibaca oleh siapapun yang ingin belajar dari Tiongkok. Ringan sekaligus menohok "
.( resensi tokobuku171.com )

 Terakhir..... menyinggung kata2nya :" ...untuk Posisi seorang Presiden, itu Campur tangan Tuhan luar biasa tingginya....."

Biar Tuhan saja yang menentukan Pak, :)..hehe..saya takut keceplosan lagi...

Rabu, 07 Maret 2012

Si kecil Siti

 Barusan temen saya sms,

"Mas...lihat acara orang pinggiran Trans& kemaren sore..?

" Ndak je...gimana to..?" tanya saya heran, soalnya hanya beberapa kali saya lihat acara itu, salah satunya saat episode "Rusli dan Siti"

 " Istriku sesenggukan liatnya, katanya pengen ketemu sama anak itu, gimana coba...."jawab temen saya. Hmm..saya gak bisa jawab, ingat saat dulu sering blusukan keluar masuk desa dengan temen2 di kumpulan baksos ke wonosari,sadeng,jepitu,bantul......

Siti Bocah Yatim Tangguh: Jualan Bakso dengan Upah Rp. 2000,- Sehari


REP | 07 March 2012 | 10:47 Dibaca: 378   Komentar: 40   3 dari 3 Kompasianer menilai aktual
 

1331091189178393447

Sore kemarin – Selasa, 06 Maret 2012 – saya pulang kantor rada “tenggo”, jadi sampai di rumah jam 17.30-an, saya sempat nonton acara “Orang-Orang Pinggiran” di Trans7. Dada saya sesak menyaksikannya, air mata saya meleleh tanpa bisa ditahan, tak mampu berkata-kata. Siti, seorang bocah yatim yang ditinggal mati ayahnya sejak usia 2 tahun. Kini Siti berumur 7 tahun. Sehari-hari sepulang sekolah Siti masih harus berkeliling kampung menjajakan bakso. Karena ia masih anak-anak, tentu belum bisa mendorong rombong bakso. Jadi bakso dan kuahnya dimasukkan dalam termos nasi yang sebenarnya terlalu besar untuk anak seusianya. Termos seukuran itu berisi kuah tentu sangat berat.
Tangan kanan menenteng termos, tangan kiri menenteng ember plastik hitam berisi mangkok-mangkok, sendok kuah, dan peralatan lain. Dengan terseok-seok menenteng beban seberat itu, Siti harus berjalan keluar masuk kampung, terkadang jalanannya menanjak naik. Kalau ada pembeli, Siti akan meracik baksonya di mangkok yang diletakkan di lantai. Maklum ia tak punya meja. Terkadang  jika ada anak yang membeli baksonya, Siti ingin bisa ikut mencicipi. Tapi ia terpaksa hanya menelan ludah, menahan keinginan itu. Setelah 4 jam berkeliling, ia mendapat upah 2000 perak saja! Kalau baksonya tak habis, upahnya hanya Rp. 1000,- saja. Lembaran seribuan lusuh berkali-kali digulung-gulungnya.

1331091281124040975913310913341232784161

Sampai di rumah, Siti tak mendapati siapapun. Ibunya jadi buruh mencangkul lumpur di sawah milik orang lain. Tak setiap hari ia mendapat upah uang tunai. Terkadang ia hanya dijanjikan jika kelak panenan berhasil ia akan mendapatkan bagi hasilnya. Setiap hari kaki Ibunda Siti berlumur lumpur sampai setinggi paha. Ia hanya bisa berharap kelak panenan benar-benar berhasil agar bisa mendapat bayaran.
Hari itu Siti ingin bisa makan kangkung. Ia pergi ke rumah tetangganya, mengetuk pintu dan meminta ijin agar boleh mengambil kangkung. Meski sebenarnya Siti bisa saja langsung memetiknya, tapi ia selalu ingat pesan Ibunya untuk selalu minta ijin dulu pada pemiliknya. Setelah diijinkan, Siti langsung berkubang di empang untuk memetik kangkung, sebatas kebutuhannya bersama Ibunya. Petang hari Ibunya pulang. Siti menyerahkan 2000 perak yang didapatnya. Ia bangga bisa membantu Ibunya. Lalu Ibunya memasak kangkung hanya dengan garam. Berdua mereka makan di atas piring seng tua, sepiring nasi tak penuh sepiring, dimakan berdua hanya dengan kangkung dan garam. Bahkan ikan asin pun tak terbeli, kata Ibunda Siti.

133109139978849097013310914672005337386

Bayangkan, anak sekecil itu, pulang sekolah menenteng beban berat keliling kampung, tiba di rumah tak ada makanan. Kondisi rumahnya pun hanya sepetak ruangan berdinding kayu lapuk, atapnya bocor sana-sini. Sama sekali tak layak disebut rumah. Dengan kondisi kelelahan, dia kesepian sendiri menunggu Ibunya pulang hingga petang hari.
Sering Siti mengatakan dirinya kangen ayahnya. Ketika anak-anak lain di kampung mendapat kiriman uang dari ayah mereka yang bekerja di kota, Siti suka bertanya kapan ia dapat kiriman. Tapi kini Siti sudah paham bahwa ayahnya sudah wafat. Ia sering mengajak Ibunya ke makam ayahnya, berdoa disana. Makam ayahnya tak bernisan, tak ada uang pembeli nisan. Hanya sebatang kelapa penanda itu makam ayah Siti. Dengan rajin Siti menyapu sampah yang nyaris menutupi makam ayahnya. Disanalah Siti bersama Ibunya sering menangis sembari memanjatkan doa. Dalam doanya Siti selalu memohon agar dberi kesehatan supaya bisa tetap sekolah dan mengaji. Keinginan Siti sederhana saja : bisa beli sepatu dan tas untuk dipakai sekolah sebab miliknya sudah rusak.

1331091560153848346 

(Siti di depan rumahnya yang -maaf - mirip kandang kambing)

Kepikiran dengan konsidi Siti, dini hari terbangun dari tidur saya buka internet dan search situs Trans7 khususnya acara Orang-Orang Pinggiran. Akhirnya saya dapatkan alamat Siti di Kampung Cipendeuy, Desa Cibereum, Cilangkahan, Banten dan nomor contact person Pak Tono 0858 1378 8136.
Usai sholat Subuh saya hubungi Pak Tono, meski agak sulit bisa tersambung. Beliau tinggal sekitar 50 km jauhnya dari kampung Siti. Pak Tono-lah yang menghubungi Trans7 agar mengangkat kisah hidup Siti di acara OOP. Menurut keterangan Pak Tono, keluarga itu memang sangat miskin, Ibunda Siti tak punya KTP. Pantas saja dia tak terjangkau bantuan resmi Pemerintah yang selalu mengedepankan persyaratan legalitas formal ketimbang fakta kemiskinan itu sendiri. Pak Tono bersedia menjemput saya di Malimping, lalu bersama-sama menuju rumah Siti, jika kita mau memberikan bantuan. Pak Tono berpesan jangan bawa mobil sedan sebab tak bakal bisa masuk dengan medan jalan yang berat.
Saya pun lalu menghubungi Rumah Zakat kota Cilegon. Saya meminta pihak Rumah Zakat sebagai aksi “tanggap darurat” agar bisa menyalurkan kornet Super Qurban agar Siti dan Ibunya bisa makan daging, setidaknya menyelematkan mereka dari ancaman gizi buruk. Dari obrolan saya dengan Pengurus Rumah Zakat, saya sampaikan keinginan saya untuk memberi Siti dan Ibunya “kail”. Memberi “ikan” untuk tahap awal boleh-boleh saja, tapi memberdayakan Ibunda Siti agar bisa mandiri secara ekonomi tentunya akan lebih bermanfaat untuk jangka panjang. Saya berpikir alangkah baiknya memberi modal pada Ibunda Siti untuk berjualan makanan dan buka warung bakso, agar kedua ibu dan anak itu tidak terpisah seharian. Siti juga tak perlu berlelah-lelah seharian, dia bisa bantu Ibunya berjualan sambil belajar.

1331091644515738002
(alagkah lebih baik kalau Siti bisa melayani pembeli di warung bersama Ibunya, jadi dia tak perlu kelelahan seharian)

Mengingat untuk memberi “kail” tentu butuh dana tak sedikit, pagi ini saya menulis kisah Siti dan memforward ke grup-grup BBM yang ada di kontak BB saya. Juga melalui Facebook. Alhamdulillah sudah ada beberapa respon positif dari beberapa teman saya. Bahkan ada yang sudah tak sabar ingin segera diajak ke Malimping untuk menemui Siti dan memeluknya. Bukan hanya bantuan berupa uang yang saya kumpulkan, tapi jika ada teman-teman yang punya putri berusia 7-8 tahun, biasanya bajunya cepat sesak meski masih bagus, alangkah bermanfaat kalau diberikan pada Siti.
Adapula teman yang menawarkan jadi orang tua asuh Siti dan mengajak Siti dan Ibunya tinggal di rumahnya. Semua itu akan saya sampaikan kepada Pak Tono dan Ibunda Siti kalau saya bertemu nanti. Saya menulis artikel ini bukan ingin menjadikan Siti seperti Darsem, TKW yang jadi milyarder mendadak dan kemudian bermewah-mewah dengan uang sumbangan donatur pemirsa TV sehingga pemirsa akhirnya mensomasi Darsem. Jika permasalahan Siti telah teratasi kelak, uang yang terkumpul akan saya minta kepada Rumah Zakat untuk disalurkan kepada Siti-Siti lain yang saya yakin jumlahnya ada beberapa di sekitar kampung Siti.
Mengetuk hati penguasa formal, mungkin sudah tak banyak membantu. Saya menulis shout kepada Ibu Atut sebagai “Ratu” penguasa Banten ketika kejadian jembatan ala Indiana Jones terekspose, tapi toh tak ada respon. Di media massa juga tak ada tanggapan dari Gubernur Banten meski  kisah itu sudah masuk pemberitaan media massa internasional. Tapi dengan melalui grup BBM, Facebook dan Kompasiana, saya yakin masih ada orang-rang yang terketuk hatinya untuk berbagi dan menolong. Berikut saya tampilkan foto-foto Siti yang saya ambil dari FB Orang-Orang Pinggiran. Semoga menyentuh hati nurani kita semua.

13310919691903277585
(termos penuh berisi kuah bakso tentu tidak ringan untuk ukuran anak seusia Siti)

TAMBAHAN :
Setelah tulisan ini tayang 1,5 jam, melihat respon pembaca dan ada yang ingin langsung memberikan bantuan, saya dengan senang hati sekaligus berterimakasih atas respon teman-teman.

Jika ada yang ingin langsung bertemu Siti, anda bisa  menghubungi Pak Tono yang akan mengantar ke lokasi kampung Siti. No HP sudah saya tulis di atas, alamat lengkap ini : Kampung Cibobos 02/05, Desa Karangkamulyan, Kec. Cihara, Kabupaten Lebak, Banten Selatan. Kode pos 42391.
Semua kiriman paket, wesel, dll melalui Pak Tono, sebab Siti tidak bisa mengambil karena Ibunya tak punya KTP dan identitas diri lainnya sebagai bukti persyaratan pengambilan.
Demikian info tambahannya.
Sumber foto :

Selasa, 14 Februari 2012

UU no 22 2009 tentang LLAJ.......bentuk manuver POLRI untuk tetap memperoleh denda lalu lintas maksimal

Setelah sekian lama formulir surat tilang biru yang tidak pernah diperlihatkan masyarakat akhirnya terbongkar, diketahui masyarakat dan beredar di FB dan socmed lainnya......mulai 22 juni 2009 masyarakat sudah tidak punya pilihan lain kecuali tunduk pada kemauan polisi untuk tetap menerima surat tilang merah.
Padahal selama ini memang tidak pernah diumumkan perbedaan antara surat tilang merah dengan biru.

Sistem tilang yang berlaku saat ini memberi tiga opsi bagi pelanggar. Seseorang bisa minta disidang di pengadilan, mau bayar ke Bank Rakyat Indonesia, atau pilihan lain dititipkan kepada kuasa untuk sidang. Kuasa untuk sidang itu tidak lain adalah polisi. Pilihan-pilihan ini sudah berlangsung sama, sesuai Surat Keputusan Kepala Kapolri No.Pol: SKEP/443/IV/1998, tanggal 17 April 1998 (SK 1998).
Ketiga opsi ini dibuat dengan tujuan untuk memudahkan pengendara menyelesaikan pelanggaran yang dilakukan. Tinggal pilih opsi yang mana, sehingga proses penindakan tidak sampai terlalu mengganggu aktivitas pelanggar. Kalau punya waktu ke pengadilan, silahkan dan mau bayar lewat Bank pun boleh.
Namun siap-siap pula dengan uang yang besar jika minta slip biru.Perlu diingat bahwa ada denda maksimal yang tertulis di daftar buku tilang mereka.Seorang polisi akan diketahui seberapa banyak hati nuraninya ketika menuliskan angka denda. Dan biasanya mereka akan memberikan angka denda maksimal. Entah itu Rp.500.000 entah itu RP 1.000.000 tergantung pelanggarannya. Misalkan melanggar lampu merah maksimal Rp 500.000. 
Bagi warga negara yang patuh dan awam terhadap UU lalin , surat tilang merah adalah hal lazim, seperti kita menerima nota di toko saja layaknya. Padahal sejak pertama diterbitkan  SURAT TILANG 
semuanya ada 5 ( lima) rangkap :
· Lembar 1 warna MERAH diperuntukan untuk pelanggar ( sidang di Pengadilan Negeri )
     - awalnya untuk pelanggar yang menolak tilang dan memilih sidang pengadilan lalin
· Lembar 2 warna BIRU diperuntukan untuk pelanggar ( bukti untuk bayar denda TILANG di Bank ).
     - awalnya untuk pelanggar yang mengaku salah dan memilih membayar denda yang masuk kas negara .
· Lembar 3 warna HIJAU untuk arsip di Pengadilan Negeri.
· Lembar 4 warna KUNING untuk arsip di Kepolisian.
· Lembar 5 warna PUTIH untuk arsip di Kejaksaan Negeri

Dengan terbitnya UU 22 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, maka  pilihan YANG SELAMA INI DISEMBUNYIKAN ,yaitu membayar denda tilang di Bank, menjadi satu pilihan yang sulit buat masyarakat.

Jika dulu sebelum terbitnya UU tersebut pengendara roda 2 - bila melanggar peraturan lalin, cukup menerima surat tilang biru, membayar denda sesuai kesalahan yang dilakukan di BRI lalu mengambil bukti pelanggaran kepada petugas.
Sekarang setiap pelanggaran yang bermaksud membayar denda di BRI , - artinya memilih minta surat tilang biru -  dikenakan denda maksimal yang tertera di surat tilang langsung dibayar di BRI terdekat,  selanjutnya dapat segera mengambil bukti pelanggaran di Ditlantas terdekat. dengan tetap menghadiri sidang lalu lintas, kemudian terakhir mengambil kelebihan denda di BRI.......sungguh merepotkan.

Tapi denda maksimal yang dibayar _istilah di BRI adalah Titipan Denda Lalu lintas_ dapat diambil kelebihannya di  BRI tempat kita membayar dengan melengkapi  dokumen pendukung yaitu:

- Slip setoran denda lalu lintas ( asli / fotocopy)
- Salinan surat tilang lembar 5 (putih) dari kejaksaan yg menjelaskan besarnya putusan hakim.
- Bukti pembayaran denda /biaya sidang dari PN  ( Rp 1000,-)
- Salinan Kartu Tanda Penduduk.

Besarnya denda lalu lintas yang diputuskan di sidang Lalin biasanya 10 % dari denda maksimal, artinya bila pelanggaran Lalin tidak membawa SIM -pasal 281 - denda maksimal Rp 1000000, maka biasanya keputusan sidang lalin biasanya antara 50.000 - 100.000,- 

terbitnya UU ini adalah produk pada saat POLRI dijabat oleh BHD- Bambang Hendarso Danuri, Jenderal Polisi yang pamornya naik setelah menangani teroris Bom Bali I dan II. terbitnya UU ini tentu saja bentuk manuver POLRI untuk membungkam Komplain masyarakat tentang  KEBERADAAN SURAT TILANG BIRU  tsb. Dan sekarang saat masyarakat mulai sadar bahwa selama ini seharusnya form biru yang harus mereka terima,  jendral BHD dengan cantiknya menutup semua celah untuk masyarakat yang memilih membayar denda pada negara - daripada denda di tempat / titip sidang ( yang notabene masuk kas POLRI atau petugas ).  standing ovation untuk BHD
Berikut beberapa sanksi dalam UU no 22 2009

Tidak Memiliki SIM
Menurut Pasal 281, apabila pengendara kendaraan bermotor tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) bisa dikenakan denda paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah). Atau di pidana kurungan paling lama 4 bulan. Jadi, selalu bawa SIM Anda setiap kali Anda mengendarai motormu.
Mengemudi Tidak Konsentrasi
Hati hati juga buat biker yang suka menelpon sambil mengendarai motor bisa kena sanksi pasal 283, menurut pasal ini bagi yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan secara tidak wajar dan melakukan kegiatan lain atau dipengaruhi oleh suatu keadaan yang mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam mengemudi di Jalan dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 bulan atau denda paling banyak Rp750.000,00 (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah).

Kelengkapan Motor
Bagi pengendara roda dua di Jalan yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan yang meliputi kaca spion, klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot, dan kedalaman alur ban, mengacu pada Pasal 285 dapat dikenai denda paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) atau pidana kurungan paling lama 1 bulan.

Rambu dan Markah
Jangan abaikan rambu dan markah jalan, karena di Pasal 287 Pengendara motor di Jalan yang melanggar aturan perintah atau larangan yang dinyatakan dengan Rambu Lalu Lintas sebagaimana dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).
Denda Tilang Baru

Jenis Pelanggaran dan Denda Maksimal

Tidak Bawa STNK
Nah, buat biker yang suka lupa bawa STNK harap waspada, karena menurut Pasal 288, setiap pengendara roda dua di Jalan yang tidak dilengkapi dengan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor atau surat tanda coba Kendaraan Bermotor yang ditetapkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagaimana dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).

Helm Standard Buat Penumpang dan Pengemudi
Selalu pakai helm SNI saat mengendarai sepeda motor, baik pengemudi maupun penumpang motor. Karena menurut Pasal 291, bagi setiap pengemudi dan penumpang Sepeda Motor yang tidak mengenakan helm standar nasional Indonesia (SNI) dipidana dengan pidana kurungan paling lama sebulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).

Menyalakan Lampu Utama Malam atau Siang Hari
Selalu nyalakan lampu utama motor Anda di Jalan pada siang maupun malam hari. Karena menurut Pasal 293, karena jika Anda tidak menyalakan lampu utama pada motor Anda di malam hari, Anda bisa dikenakan dipidana dengan pidana kurungan paling lama sebulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah). Bila sebelumnya ligh on disiang hari hanya dianjurkan, sekarang diwajibkan. Jika tidak menyalakan lampu utama di siang hari dipidana dengan pidana kurungan paling lama 15 hari atau denda paling banyak Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah).

Belok Kiri Boleh Langsung?
Kalau dulu biker dapat langsung belok kiri meskipun saat itu lampu lalulintas menunjukkan warna merah. Sekarang tidak dibolehkan! Karena menurut UU No. 22 / 2009 Pasal 112, Pengemudi Kendaraan dilarang langsung berbelok kiri, kecuali ditentukan lain oleh Rambu Lalu Lintas atau Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas. Bagi yang melanggar akan ditilang dan dikenakan denda sebesar 250 ribu rupiah.
Tabel Denda (maksimal) Resmi Tilang
Tabel Denda (maksimal) Resmi Tilang
Kesimpulannya :
1. Patuhi peraturan Lalin
2. Lengkapi kendaraan anda
3. mud@h2an selamat sampai tujuan.
 untuk UU Lalin versi lengkapnya
silahkan di unduh disini