Rabu, 27 Agustus 2008

Fakta Andaryoko - Fakta tentang keluarga Soeprijadi - dan Fiksi Dramatik pembuktian keduanya

Update : 5 Juni 2009 ; Mbah Andar wafat pd tgl 3 Juni 2009 di kediamannya setelah dirawat diRSU Ketileng - Semarang. Dengan wafatnya beliau , upaya pencarian sosok Supriyadi praktis akan kehilangan satu mata rantai lagi. Selama ini tidak satupun bukti otentik bahwa foto Supriyadi di Buku Sejarah Nasional adalahgambarAndaryoko , kecuali kemiripan belaka - Kecuali Alm PakHarto atau Jendral Try Soetrisno mau angkat bicara.
tapi setiap zaman nanti kelak sosok supriyadi akan terus menjadi mitos, karena selalu dikait2kan dengan penjaga gudang harta emas lantakan majapahit dan pemegang kunci gudang emas lantakan peninggalan jepang yang selalu jadi incaran setiap pemimpin negara ini,sampai mengorbankan seorang mantan menteri agama -dijebloskan ke penjara. bahkan seorang mantan presiden negeri ini rela untuk dituntun2 mendatangi suatu tempat di selatan pulau Jawa demi memperoleh kabar keberadan harta peninggalan majapahit itu.



Fakta tentang Andaryoko W.Prabu

  1. Andaryoko mengaku lahir 22 Maret 1920, harusnya dia berusia 88 tahun, namun dia menyebutkan usianya 89 tahun.
  2. Andaryoko mengaku putra Wedana Salatiga, ayahnya bernama Pujakusuma dan Ibunya bernama soestinah, lahir di Salatiga.
  3. Andaryoko adalah pensiunan assisten / staff PTP (PT.Perkebunan ) XVII - Semarang, yang sudah dilikuidasi pertengahan tahun 90'an, oleh sebab itu seluruh data pribadi Andaryoko ada di arsip PTP XVII Semarang yang pengelolaannya telah diserahkan ke PTPN yang masih aktif di Semarang.
  4. Andaryoko mempunyai gaya hidup Poligami,demikian pula putranya.
  5. Andaryoko aktif di Perkumpulan Seni Budaya Sobokarti - Semarang sejak tahun 1980'an -itu artinya sejak dia pensiun dari PTP XVII -Semarang, pada pertengahan 80'an pula Andaryoko melakukan "manuver" dengan mengambilalih jabatan ketua yayasan Sobokarti yang pada saat itu sakit.
  6. Pada 17 agustus 2008, Walikota Semarang menganugerahkan piagam penghargaan - kebudayaan dan Seni - pada Andaryoko W. Prabu atas "jasa2nya" sebagai sosok yang peduli pada seni dan kebudayaan Jawa.
  7. foto2 lama yang dimiliki Andaryoko cukup membuktikan bahwa pada masa Soekarno dia berada di Ring 1 istana Presiden.
  8. Chaerul Shaleh yang disebut2 Andaryoko -bukan Chaerul shaleh PETA, yang mangkir pada saat proklamasi 17 Agustus 1945 bersama pemuda Soekarni dan pemuda Adam Malik. Chaerul shaleh PETA telah wafat pada masa orde baru
  9. Andaryoko mengaku bahwa dia menghadap Soekarno menjelang Proklamasi. Soekarno menanyakan "Soeprijadi yang mana ", Andaryoko menjawab "Soeprijadi yang memimpin Pemberontakan PETA Blitar", jawaban ini akhirnya menempatkan Andaryoko di Ring 1 Soekarno, kenapa akhirnya Andaryoko mundur, hanya dia yang bisa menjawabnya.
Fakta kecil tentang keluarga Shodancho Soeprijadi :

  1. Soeprijadi lahir di Trenggalek tahun 1923, putra Wedana/Bupati Blitar
  2. Saksi yang menyebutkan fakta tentang keluarga Soeprijadi adalah ibu Pudji, usia 74 tahun, beliau adalah sepupu soeprijadi ( putra paman Soeprijadi) di Nganjuk. Beliau pada saat pendudukan jepang masih di SR ( Sekolah Rakjat) Nganjuk - kota. SR nganjuk adalah satu2nya sekolah untuk bangsa Indonesia pada saat itu, lokasinya di tengah kota Nganjuk, halaman luasnya diteduhi oleh pohon Turi merah. Bu Pudji , pada masa tersebut menyatakan bahwa Ayah dan Ibu shodancho Soeprijadi menolak mengakui Soeprijadi sebagai putra mereka, karena tindakannya memberontak pada Jepang, berakibat sangat fatal. Keluarga tersebut menjadi buronan Kenpeitai (Polisi Militer Jepang ) yang tersohor kekejamannya ke seluruh dunia, bila menginvestigasi tawanan2. Fakta ini menunjukkan bahwa Soeprijadi - pemimpin pemberontakan PETA Blitar - yang sesungguhnya memang tidak diakui keberadaannya oleh darah dagingnya sendiri - ayah ibunya, demi keselamatan keluarga mereka.
  3. Penelitian Nugroho Noto susanto pada tahun 1960'an tentang pemberontak PETA Blitar yang tertangkap saat Jepang mengepung Gunung Kelud, menyebutkan ada 6 orang yang tertangkap , namun tidak satupun dari 6 orang itu bernama soeprijadi.
  4. Kesaksian Herman Sarens Soediro sewaktu dipaksa kerja oleh Jepang membangun Lapangan terbang GORDA di selat Sunda, menyebutkan ia melihat datangnya satu pesawat membawa 6 orang tawanan. 6 orang tawanan itu akirnya dieksekusi balatentara Jepang dengan cara yang dramatis. namun Herman sarens tidak bisa memastikan dia tahu dan kenal soeprijadi.
  5. Prajurit PETA seperti Pamoe Rahardjo,BM.Diah,Latief H,dll. tidak pernah secara khusus menyebutkan peranan penting Shodancho Soeprijadi dalam pemberontakan Blitar yang gagal itu.
  6. Tidak ada satupun keterangan masa itu yang menyebutkan Soeprijadi datang ke Jakarta dan bergabung bersama perintis Kemerdekaan lainnya, kecuali memang Andaryoko - lah yang menghadap Soekarno dan menyebutkan dirinya Soeprijadi.
Pembuktian dramatik

  1. Melacak orang yang memasang foto / lukisan foto Soeprijadi di buku2 Sejarah Nasional dan mencari pembuktian dari pembuat lukisan itu berasal dari foto soeprijadi, bukan dari foto Andaryoko, karena kemungkinan satu2nya dokumentasi keberadaan soeprijadi di istana adalah klaim andaryoko kepada presiden Soekarno di tengah2 kecamuk PD II bahwa dirinya adalah Sudancho Soeprijadi.
  2. Mencari sisa rambut/tulang jenazah Soeprijadi (bila ada) untuk dilakukan tes DNA dengan DNA keluarga Blitar yang mengaku keluarga Soeprijadi, bersama dengan DNA Andaryoko, namun pembuktian ini akan sia2 bila ternyata ketiga bukti itu menunjukkan bahwa ketiganya dari DNA yang berbeda, artinya tidak akan membuktikan apapun, kecuali kepalsuan.
Wakapusjara (Wakil Ketua Pusat Sejarah) TNI-AD Kolonel RM Lingga Prana akan menugaskan beberapa stafnya untuk menelisik lebih jauh tentang identitas Andaryoko dan melakukan cross check dengan beberapa pakar sejarah dan keluarga Supriyadi. ''Sebelum ada fakta riil yang terkuak, saya berharap agar berita ini tidak menimbulkan penafsiran yang bermacam-macam dari rakyat Indonesia."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar