Senin, 18 Agustus 2008

Keutamaan bangsa Melayu Belitong : pantun

Kalau ada sumur di ladang,
Bolehlah kita menumpang mandi
Kalu ada umurku panjang
Bolehlah kita berjumpa lagi

pantun pendek diatas ,hanya sebatas susunan kata2, namun makna disebalik semuanya, tentang rindu kawan, rindu kekasih, dan macam2 rindu lainnya yang bisa merangkum semuanya. Bangsa melayu punya kecerdasan luar biasa membuat pantun.
Andrea Hirata menggambarkan kecerdasan itu sebagai " Bukan Rang melayu bile tak pintar bersilat lidah", adalah gambaran populer tentang hal tersebut. Keinginan Andrea mengangkat sastra melayu lewat novel2nya, menggugah minat kaum muda mempelajari kebudayaan melayu,khususnya Melayu Belitong.
Dan bangsa Melayu Belitong punya kelebihan daripada bengsa melayu yang tinggal di pedalaman dan pesisir sumatera ( biasa disebut "maye-maye") , termasuk suku bangsa melayu yang telah berasimilasi dengan suku batak, dengan mempunyai marga. Wilayah Mandailing natal, Sibolga, tarutung ( namun mereka menolak dikelompokkan suku batak..!)
"kami orang Mandailing......" kata mereka.

bangsa Melayu Belitong masih kental terpengaruh "proto melayu", letak mereka yang ditepi selat melaka menguatkan aksen tersebut. Dan kemampuan bangsa melayu Belitong mengatasi perbedaan budaya antara etnis Tionghoa - Melayu adalah kelebihan yang saya maksud.Malaysia yang mengklaim sebagai sumber kebudayaan Melayu tidak sanggup mengatasi hal ini.

bangsa Melayu Belitong dan penduduk tionghoa asli yang menetap disana sejak entah kapan - ditunjukkan oleh dokumentasi ekspedisi Zheng He ke Bangka- , seolah sudah menjadi satu kesatuan bangsa.

Namun kenapa ASSET seistimewa ini tidak dijadikan modal bagi bangsa ini untuk mengatasi perbedaan2 yang ada, kerusuhan Mei 1998 adalah contoh konkrit bagaimana suatu hal yang kita anggap tidak bermasalah, dapat jadi arang yang disiram bensin.

mari contoh bangsa melayu belitong

Tidak ada komentar:

Posting Komentar