Senin, 22 Februari 2010

Good Bye BRONCO

Pesawat yang satu itu paling sering dilihat warga, terutama di wilayah seperti Magetan, Madiun, dan Bandung. Nama lengkapnya OV-10 BRONCO. Penampilannya yang unik paling mudah terlihat dari bentuk ekornya yang Khas.


Kemampuan anti gerilyanya membuat pesawat tempur ringan ini sering digunakan untuk masuk ke wilayah musuh di bawah jangkauan radar. Pada kegiatan LAtGab pasukan TNI yang menggunakan gempuran peluru kendali, pesawat ini sering digunakan.
dari WIKIPEDIA :
OV-10 Bronco :Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tipe Pesawat serang ringan
Produsen North American
Rockwell International
Boeing
Pertama terbang 16 Juli 1965
Diperkenalkan Agustus 1967
Status Aktif
Pemakai Amerika Serikat,Jerman Barat,Thailand,Venezuela,Indonesia



OV-10 Bronco adalah pesawat militer ringan berbaling-baling bermesin ganda buatan North American Rockwell sebagai pesawat serang ringan dan pesawat angkut ringan. Pesawat ini dikembangkan pada tahun 1960-an sebagai pesawat khusus untuk pertempuran COIN (COunter-INsurgency) atau anti-gerilya. Walaupun memiliki sayap tetap, kemampuannya mirip dengan kemampuan helikopter serbu berat yang cepat, mampu terbang jarak jauh, murah dan sangat dapat diandalkan.


OV-10 Bronco mampu terbang pada kecepatan sekitar 560 km/jam, memuat bahan peledak eksternal seberat 3 ton, dan mampu terbang tanpa henti selama 3 jam atau lebih. Pesawat ini berharga karena kemampuannya dalam mengemban berbagai misi, memuat berbagai macam senjata dan kargo, area pandang pilot yang luas, kemampuan terbang dan mendarat di landasan yang pendek, biaya operasi yang murah dan kemudahan dalam perawatan. Dalam banyak kejadian, pesawat ini mampu terbang baik hanya dengan menggunakan satu mesin. 

Pesawat yang dikembangkan awal tahun 1960, dan proptotype nya pertamakali dipertunjukkan di publik pada tahun 1964 ini memang harus di grounded tahun 2007. Kenyataannya US NAVY juga masih mengaktifkan pesawat ini di kapal Induk mereka pada "Desert storm" - prosesi pembebasan Kuweit dari Irak.
Jika tidak aral melintang, langit Indonesia akan diwarnai satu lagi kebolehan pesawat latih tempur TNI-AU yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Itu adalah pesawat bermesin turboprop tunggal modern Embraer EMB-314 "Super Tucano" buatan Empresa Brasiliera de Aeronautica SA, Brasil.
 


Dalam nomenklatur pesawat tempur dunia, Super Tucano, diklasifikasikan ke dalam pesawat latih-serang-tempur ringan. Artinya, selain menjadi pesawat propeler mesin tunggal latih tempur dasar dan madya bahkan lanjut, dia bisa difungsikan juga menjadi pesawat tempur ringan untuk keperluan close air support udara ke darat jarak dekat.
Pesawat dengan kemampuan seperti ini pernah dimiliki TNI-AU, yaitu OV-10F Bronco buatan Rockwell, Amerika Serikat dan sang legendaris, North American P-51D Mustang.
Pengumuman tentang rencana kedatangan Super Tucano baru berbarengan dengan penempur jet generasi kelima buatan Rusia, Sukhoi Su-27 SKM dan Su-30 MK2 berkursi ganda itu, diutarakan Kepala Staf TNI-AU, Marsekal Madya TNI Imam Sufaat, di Jakarta, Senin lalu (21/12).
Brasil sebagai negara pembuat tidak pernah punya masalah berlatar politik dengan Indonesia dan sama-sama negara yang pernah dijajah Barat, dan memiliki industri penerbangan tangguh.
Ditargetkan, pada upacara HUT ke-65 TNI, Super Tucano sudah dipajang atau malah bermanuver di udara, begitu pun Su-27 SKM dan Su-30 MK2.
Bicara soal dua tipe jet terakhir ini, pada 2010 Indonesia akan memiliki 10 unit yang telah lengkap persenjataannya, sejak batch pertama Sukhoi-27 mulai dikirim ke Indonesia pada 2003.
Dengan menengok hubungan diplomatik Indonesia-Brasil, relatif tidak akan ada hambatan politis yang berpotensi mengganggu perjalanan pembangunan kembali kekuatan pertahanan udara Indonesia, jika "kita" membeli wahana tempur dari Brasil.
Sebetulnya, rintisan pembelian Super Tucano ini sudah terjadi sejak 1999, saat pucuk pimpinan TNI-AU masih dijabat Marsekal TNI Hanafie Asnan.
Saat itu, disadari usia pakai OV-10F Bronco yang terbukti cocok dengan kondisi geografi dan topografi nasional akan mencapai akhir, harus "pensiun" pada 2007, sementara pesawat tempur pengganti sekelas belum ada. Cuplikan berita dari antara news.
Sekilas Pesawat Super Tucano ini mirip dengan  pesawat skadron tempur marinir US - VMA 214 - pesawat yang pernah dibuatkan seri televisi " Baa Baa Black Sheep" -  yang digambarkan pilot-pilot tempurnya sering melakukan Dog Fight untuk memenangkan pertempuran udara mereka melawan pesawat "Zerro" Nippon.

 

 
( Antara News )
Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso menjelaskan, rencana TNI membeli pesawat jenis Super Tucano merupakan pengganti pesawat OV-10 yang telah di-"grounded".
Saat rapat kerja dengan Komisi I di gedung DPR Jakarta, Senin, Panglima TNI menjelaskan proses pembelian alutsista itu dilaksanakan pada renstra II tahun 2010-2014.
Penjelasan Jenderal Djoko itu terkait dengan pertanyaan kalangan anggota Komisi I DPR seputar rencana TNI AU membeli pesawat Super Tucano untuk ditempatkan di skadron 14 Madiun dan rencana TNI AL membeli kapal patroli cepat.
"TNI AU telah mengajukan anggaran pembelian beserta dukungannya sebanyak 16 unit untuk satu skadron," ujarnya.
Terkait upaya pemberdayaan industri strategis pertahanan nasional, menurut Panglima TNI, pihaknya juga berencana melibatkan atau menjalin kerjasama PT Dirgantara Indonesia dalam berbagai hal yang menyangkut pelatihan, jaminan ketersediaan suku cadang, prosentase kandungan lokal dan alih teknologi.
Tentang pembelian kapal patroli cepat, Panglima TNI mengatakan bahwa sesuai dengan renstra II tahun 2010-2014, TNI AL telah menganggarkan pembelian Kapal Ceoat Rudal Terimaran dengan panjang 60 meter dan Kapal Cepat Rudal sepanjang 40 meter.
"Keduanya merupakan produk industri swasta nasional," kata Panglima TNI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar