Minggu, 14 Februari 2010

Efek samping Globalisasi teknologi : Child Predator -Oprah's review

Berita Tentang Merebaknya kejahatan di dunia maya lewat fACEBOOK belakangan ini di media Indonesia, sudah terjadi di belahan dunia lain yang notabene awal mula teknologi itu bermula. Berikut ini kutipan artikel tentang Anak-anak yang kecanduan teknologi
INILAH.COM, Kudus - Pakar psikologi anak mengungkapkan, media elektronik yang sering diakses anak dan remaja banyak yang mengandung unsur pornografi dan bisa menimbulkan kecanduan."Media tersebut, di antaranya game, internet, telepon selular, televisi, VCD, komik, dan majalah," kata Elly Risman yang juga Ketua Yayasan Kita dan Buah Hati, ketika menjadi pembicara pada seminar "Mendidik Anak di Era Digital", di Kudus, Jawa Tengah.Ia mengatakan, sejumlah game yang beredar di pasaran dan menjadi pilihan utama anak, sebagian besar mengandur unsur pornografi."Padahal, selama ini orang tua tak pernah mengetahui dan peduli dengan jenis permainan yang dimainkan anak mereka," katanya.Selain persoalan pornografi, katanya, kecanduan game juga berdampak negatif bagi prestasi akademiknya dan mengikis lutein pada retina mata."Kami mengakui ada dampak positifnya, seperti meningkatkan koordinasi sensor motorik dan kecepatan berfikir," katanya.
Berdasarkan hasil pemantauan, katanya, sinetron, komik, dan majalah yang beredar di pasaran juga banyak yang mengandung unsur pornografi.Bahkan, kata dia, hasil survei Komnas Anak terhadap sekitar 4.500 remaja di 12 kota besar di Indonesia pada tahun 2007, sebanyak 97 persen pernah menonton sesuatu yang berbau pornografi.Untuk itu, kata dia, orang tua perlu memantau aktivitas, pergaulan, dan perkembangan anaknya agar terhindar dari pornografi.Alasannya, karena dampak pornografi dapat merusak lima bagian otak, dibandingkan dengan danpak pemakaian cocain hanya merusak tiga bagian otak manusia."Orang tua harus mengenali ciri-ciri anak yang kecanduan pornografi," katanya.Ciri-ciri anak kecanduan pornografi, yakni mudah kehausan, sering buang air kecil, sering berkhayal, sulit konsentrasi, sering bermain play station dan internet dalam waktu yang lama, dan prestasi akademik menurun.

Alasan anak menjadi sasaran penyebaran pornografi, katanya, karena menjadi pasar masa depan, mental model pornografi, perpustakaan porno pada anak yang bisa diakses kapan saja dan di mana saja."Pembuat pornografi juga menginginkan sasarannya mengalami kerusakan otak permanen," katanya.

( wah baru denger ada berita seperti ini...penulis)
Banyaknya kalangan anak remaja yang kecanduan pornografi, disebabkan karena sejumlah faktor.Salah satunya, karena orang tua tidak memiliki waktu yang cukup untuk anak, kurang tanggap dan gagap teknologi, serta pendidikan agama dan pengontrolannya masih kurang.

Untuk menghindarkan anak remaja kecanduan pornografi, dia menganjurkan, kepada orang tua untuk menghadirkan Allah SWT dalam dirinya.Anak juga harus dibantu untuk berfikir kritis, memilih, dan mengambil keputusan," katanya.Selain itu, orang tua juga harus mengupayakan agar anak tetap memiliki harga diri dan melatih memiliki rasa belas kasihan, demikian Elly Risman.[ito]







kok gambar waung......

Oprah Winfrey sendiri pernah khusus dalam acaranya membahas tentang Children Predator yang memang mengincar anak-anak yang sering tak tahu di internet berhadapan dengan siapa. Dan saya termasuk orang yang tidak setuju - anak anak dibawah usia 18 tahun diijinkan menggunakan Facebook untuk alasan apapun.
Beberapa hal tentang CHILD PREDATOR  ini dalam acara Oprah adalah:

The Oprah Winfrey Show  |  April 15, 2009
Rob Nickel is a former police sergeant who worked undercover for the Ontario, Canada, police to catch hundreds of online predators. He now trains police and parents to do the same.


1. It can happen to anyone. 
Rob stresses that even straight-A students who never get into trouble can fall victim to a child predator. "They're kids; they trust everybody," Robs says. Teaching your kids street smarts is essential. "I talk to a lot of small communities, and I try to get that across."


2. Predators will build a bond.


Rob says child predators treat sexual assaults as a job. "They have one goal, and the biggest accomplishment you can have is that sexual encounter with a child," he says. "And the grooming process—it's so easy to build a bond online. You have to understand, most of our communication, 93 percent, is what I'm doing with my hands right now, my voice inflexion. When all you have to judge somebody by is text, it's very easy to build a bond." 
Predators are also patient, and Rob says they will go through great lengths to find a child. "It happens anywhere, and as you've seen, they don't mind traveling. In fact, they don't care if it takes a year to build a bond with kids." 

3. Don't share pictures of your child over the Internet.


"Number one, you won't find my children on the Internet," Rob says. "A lot of parents will put their kids as infants. Well, I've done so many search warrants where we seize pictures people have downloaded off the Internet of infants and 2- and 3-year-olds for sexual gratification. I would never put my children on the Internet."


If you want to share pictures with your family and friends on social networking sites such as Facebook, Rob says to make sure your security settings are set so that only your friends can view the images. " A lot of people leave it wide open for the whole world to see, and that's probably one of the biggest mistakes. Most social networking sites out there will have security features in place under the privacy setting."


 Masalahnya di dunia Internet,  siapapun bisa menyaru jadi siapa saja. Meskipun tidak semua orang seperti itu, tapi ada pendapat bahwa salah satu efek negatif dari dunia maya adalah "split Personality" - kepribadian yang terbelah. Saya semula tidak paham dengan maksudnya, tapi  akhirnya mengerti.  Bahwa kemajuan teknologi dunia maya ini ibarat papan tulis yang bebas ditulisi siapa saja, dengan maksud apa saja dan berisi tulisan apa saja sekehendak hatinya. Saya tidak akan membahas tentang pribadi yang terbelah, hanya saja kadang ada saja orang yang mempunyai ide yang sama tentang kesadaran mereka atau bawah sadar mereka lalu bergabung membentuk komunitas tertentu.  Tugas rumah yang berat buat orang tua para remaja ABG, umpama mengijinkan putra-putrinya menggunakan facebook, add semua temannya-  agar mudah mengawasinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar