Rabu, 13 Januari 2010

Tanam satu pohon.

Beberapa bulan lalu saya dan temen saya Pras, setelah dari perjalanan luar kota, kami sampai di Magelang. setelah sebelumnya sempat mampir ke tempat pak SoniMagelang dan ternyata sang empunya RM pergi ke djokdja, kami akhirnya sempatkan ke taman hutan Kyai Langgeng. Yang akan saya ceritakan bukan perjalanan di taman itu, namun sepulangnya dari taman hutan itu, seperti biasa- sejak kecil saya sering meniru kebiasaan bapak saya dulu, memungut biji2an dan menanamnya. saya lupa sejak kapan kebiasaan itu, namun kerna ketiadaan tempat bertanam saja, membuat kadang biji-biji yang saya pungut tersimpan berbulan2 di laci buffet dan dimakan ngengat.
Saya masih ingat dulu bapak pernah menanami kebun belakang kami dengan semangka kuning- pada awal masa masuk ke indonesia. bibit kemasan yang dipack rapih - berisi ratusan biji itu tumbuh dan berbunga lalu sibuk kami membantu membasmi bekicot - bekicot yang segede Gaban...hiiihihhihii.
saya tak tahu biji apa yang saya bawa pulang, bentuknya hampir bulat sempurna- akhirnya - setelah sekarang tumbuh dan bertunas - 10 cm, bersama- sama tunas ketapang yang semula saya tanam ada 20 biji - sekarang tinggal 6 ( dasar......) , ternyata biji itu adalah biji pohon kacang macadamia. saya juga heran, di taman kyai langgeng ada pohon macadamia..?

Pohon Trembesi

Satu pohon yang belakangan lagi ramai dibincangkan adalah pohon trembesi. salah satu sebabnya adalah presentasi presiden SBY di Denmark tentang kemampuan pohon ini menyerap karbon. ( padahal dulu ahli botani Belanda membawanya hanya sebagai peneduh)

sosok profil TREMBESI

Pohon Trembesi yang mempunya nama latin Samanea Saman, didatangkan sekitar tahun 1880 oleh Kolonial Belanda untuk membuat suasana lapangan teduh, karena pohon ini mempunyai banyak ranting yang melebar sehingga mampu menutupi terik matahari serta cocok bila ditanam di wilayah tropis. Ukuran daun trembesi Samanea saman memang mungil, tak lebih dari koin Rp100. Namun, ia paling unggul dalam menyerap karbondioksida. Pohon tersebut memiliki kemampuan menyerap air tanah yang kuat dan berdasarkan penelitian Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, satu batang pohon tersebut dapat menyerap 28 ton CO2 setiap tahun. Dalam setahun sebuah pohon berkanopi mirip payung ini mampu menyerap 28.488,39 kg karbondioksida.


Tanaman trembesi merupakan pohon penyejuk yang biasanya di pinggir jalan atau gedung-gedung tua peninggalan Belanda. Jenis tanaman itu dibawa oleh Belanda pada akhir abad ke-19 dengan tujuan meneduhkan suasana kota. Belanda tampaknya masih sangat terpengaruh dengan replika kota-kota tua di Eropa yang sarat dengan tanaman trembesi.

Tercatat, pohon itu dibawa dari Amerika Latin pada akhir abad ke-19. Maksudnya untuk memberikan kesan teduh dan alami. Tanaman ini juga bisa menurunkan suhu.

Di halaman tengah antara Istana Negara dan Istana Merdeka, terdapat dua pohon trembesi yang dikenal juga dengan nama Pohon Hujan atau Ki Hujan, yang ditanam oleh Presiden pertama Indonesia, Soekarno.

Dua pohon trembesi yang merupakan jenis pohon besar dengan ketinggian 20-25 meter dan bertajuk sangat lebar itu, masih terpelihara baik hingga sekarang. Pohon Trembesi berasal dari daerah Amerika Latin, namun kini telah tersebar ke seluruh daerah beriklim tropis di dunia, termasuk di Indonesia.
Satu hal yang menarik tentang biji trembesi ini, adalah biji trembesi sudah dikenal rakyat jawa jaman kolonial sebagai godril. pohon trembesi yang berukuran raksasa itu selalu menjatuhkan biji dalam jumlah banyak. oleh warga biji trembesi ini biasanya disangan dengan pasir dan dimakan sebagai panganan kecil - seperti di kediri - Plosoklaten , atau dijadikan bahan dasar tempe godril.profil biji trembesi a.k.a GODRIL

Dan bila membahas tentang kayunya, lebih sadis lagi - harganya di pasaran internisional - Gila-gilaan. ada iklan bunyinya :

" kayu trembesi ukuran 20*160*600 dijual 90 juta "

dan semakin besar angka diantara asteriks itu makin gila kenaikan harganya. Wedyan..........
padahal laju kerusakan hutan Indonesia yang semakin meresahkan belum teratasi, penggundulan hutan dan penyeragaman hutan industri jalan terus.

3 komentar:

  1. dapat benihnya dimana bos?bisa minta?

    BalasHapus
  2. kalo ketemu pohonnya, biji tinggal ambil oom, sayangnya di lingkungan deket saya cuman ada pohon saga - satu famili dengan trembesi -
    bijinya banyak....mau..?

    tentang benih, jika minat jumlah banyak coba ke kebun bibit dinas pertanian terdekat, atau ke toko bibit tanaman terdekat.

    mungkin krna trembesi bukan pohon komersial seperti mangga-durian, dll.

    BalasHapus
  3. jare mbahku wit trembesi iku nggone setan... Mungkin iki sing marai larang yo Mas. heheheh

    BalasHapus