Kamis, 28 Januari 2010

kampanye yang kontradiktif

Di tengah peresmian salah satu dari proyek Pembangkit Listrik tenaga Uap - PLN - PLTU Labuan Banten - jawa barat - terdapat suatu fakta kontradiktif, bahawa Presiden RI di Denmark yang mencanangkan pengurangan emisi karbon sebesar 26 % sampai tahun 2020, sementara yang tengah terjadi sekarang- Indonesia- untuk memenuhi defisit kebutuhan listriknya menggunakan pembangkit Listrik tenaga Uap ( PLTU ) berbahan bakar Batubara - dimana emisi karbon dari pembangkit Listrik Batubara adalah salah satu dari dua penyumbang terbesar emisi CO2- yang menjadi penyebab utama pemanasan Global. Proyek pembangunan PLTU 10000 mega watt adalah terobosan yang dibuat oleh JUSUF KALLA untuk mengatasi krisis listrik di Indonesia, sejak 2005. rencana penambahan pembangkit listrik terhambat akibat krisis moneter 1998.

Yang menjadi masalah dan tantangan adalah besarnya deposit batubara di Pulau Kalimantan. Sejauh ini wilayah yang agresif melakukan pertambangan batubara adalah Kalimantan Selatan.


Konsesi ( ijin penggarapan tambang ) yang dimiliki pengusaha lokal dan pengusaha "Jakarta" seolah berlomba tanpa mengindahkan lingkungan dan estetika. Dan batubara baru satu jenis tambang di Borneo, masih ada puluhan jenis bahan tambang yang masih tersimpan di "gunung-gunung" di sana. Potensi tambang di Kalimantan Selatan dikelompokkan dalam 3 kelompok yaitu: tambang golongan A, tambang golongan B, dan tambang golongan C. Kelompok tambang golongan A antara lain terdiri dari batubara dengan potensi cadangan sebanyak 5,6 miliar ton, Minyak bumi dengan potensi cadangan sebanyak 101.974.400 m³, dan biji nikel dengan potensi cadangan sebesar 42.242.000 ton. Kelompok tambang golongan B antara lain terdiri dari biji besi dengan potensi cadangangan sebanyak 194.817.800 ton, biji mas dengan potensi cadangan sebanyak 23.227.517 ton, kerikil berintan dengan potensi cadangan sebanyak 23.154.000 ton. Kelompok tambang golongan C antara lain terdiri dari batu gamping dengan potensi cadangan sebanyak 10.291.116.760 ton, marmer dengan potensi cadangan sebanyak 1.236.097.000 m³ , kaolin dengan potensi cadangan sebanyak 194.187.800 ton, dan belum terhitung pertambangan pasir Zircon di wilayah Kalimantan Barat.

seorang rekan saya yang pernah diundang seorang juragan bijih besi di Kalimantan menceritakan bagaimana dia dan teman-temannya dijemput dengan helikopter menuju ke rumahnya , untuk menghibur ulang tahun anaknya ke 18.....waw.


secara seloroh saya sindir temen saya itu, kenapa dia tidak minta ijin konsesi biji besi - satu gunung saja, waktu dia menceritakan bahwa si juragan bijih besi itu mengelola puluhan hektar wilayah hutan di daerah itu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar