Jumat, 01 Januari 2010

Angkringan Bayat Fanatic - Lunatic

Angkringan Bayat dikenali dari ceret logam/besi yang mirip penyiram tanaman ( jawa;gembor). penjualnya memang dominan dari wilayah Mbayat / " bayat" - bagian dari negeri perdikan Klaten, penghasil tembakau. pertamakali pertemuan saya dengan seniman2 bayat ini medio 90'an di halaman Batalion 403 djokdja. salah satu dari mereka dengan sabar menyediakan makanan dan jajan untuk para serdadu2 barak yang kadang mabuk, ndak bawa uang, atau ngutang sepuasnya. Mereka adalah petani di desanya, yang libur jualan angkringan bila tiba saat bertani, panen atau ada ritual Slametan desanya


Kang Gondrong - seniman angkring mbayat di Pasadena,smg.


inilah ciri Angkringan Van Mbayat-klaten

Memang faktor higienitas agak sulit ditakar di angkring van Mbayat's , soalnya mereka lebih suka memakai lampu thing / lampu badai kecil untuk penerangan. jadi terkadang kondisi remang2 yang membuat makanan jadi lebih enak, bukan jadi lebih sehat...:)

namun tidak semua angkring Bayat tidak higienis, anda bisa mengujinya dengan memakai indera penciuman anda, meskipun sate usus semurnya terlihat sangat menggoda, jika ada aroma "tiren" alias ayam mati kemaren, ya jangan diambil, OK? dan cium aromanya dengan cara yang halus ( alias ndak usah sampe mereka tau kalo kita mengendus2 makanan buatan mereka)

Yang membedakan mereka dari para perajin angkring dari Demak, adalah wedhang buatan mereka, pas banget.

Dan di semarang, keberadaan mereka menyebar, di Mrican, Meteseh, Tembalang,Sampangan - (menurut info temen-paling banyak) secara kebetulan saya bertemu dengan Kang Gondrong.
Salah satu dari seniman wedhang jahe bayat itu di Pasadena, dan yang menggerakkan saya mampir ke warungnya, ya itu tadi... aroma wedhang jahenya menghipnotis stang si hitam, motor butut saya masuk ke halaman warungnya.
kami ngobrol ngalor ngidul, tentang tahun ke 10 nya di semarang tahun ini, tentang tulisan :
" Gondrong - Cafe and Lounge " di bangku bambu dekat warungnya, tentang langganan-langganannya dulu yang mencarinya lagi, dan banyak hal lain.

Kang gondrong, setia sama warungmu ya............

9 komentar:

  1. Sulit cari ceret model gini mas di Surabaya, bikin kangen dlosor di tikar pinggir jalan...

    BalasHapus
  2. ceretnya di sentra perajin kaleng biasanya ada pak. kalo cari pedagang angkring yang pake ceret gini di surabaja - hehe..saya juga belum tau, emang di SBJ juga banyak warung wedhang model gini pak Eko?

    BalasHapus
  3. warungnya kelihatan rungsep gethu yo Mas. Penjualnya mbois, gondrong.hehehehe
    Tapi mungkin itu yang bikin selalu kembali,

    BalasHapus
  4. Sampeyan asli BAYAT? Saya sering ke bayat buat Field Trip Geologi. Malahan kalo gak salah itu angkringan yang di perempatan jalan ke daerah TAGALREJO. Bener gak sih?

    BalasHapus
  5. >M.N.@ : dudu mas, semarang.
    sing sampyan maksud neng jogja tah? kalo di jogja - atas ijin tuhan semoga semua angkringan di sana adalah trademark MBAYAT. saya hanya menemukan 'identitas' ceret itu lewat ngobrol dengan mereka, dan ternyata benar. Semua pedagang angkring yang pake ceret itu kok ya pasti dari Mbayat.

    BalasHapus
  6. di demak ada angkring juga mas? saya baru tahu itu. soal 'tiga ceret' memang aslinya dari bayat. tapi semua penjual angkringan 'khas klaten/solo/jogja' pake ceret itu juga. ceret kan gampang dibeli mas.

    BalasHapus
  7. Angkringan yang pedagang2nya asal Demak, tidak memakai 'tiga ceret' mas. pakenya Dandang doang- buat merebus air.

    kok.......wedhang jae nya tetep beda tuh rasanya......:)

    BalasHapus
  8. Ngangkring lebih betah kalau asli Klaten.. istilah angkringan pun ada yang menyebut dengan HIK, Hidangan Istimewa Klaten.. :)

    Di Purworejo, mereka berkomunitas, jadi keasliannya terjaga.. :)

    BalasHapus
  9. mr.Z104P....trims sudah mampir.
    betul Gan...HIK....o itu ada akronimnya to wkwkwkk...kirain saya asalusulnya nasinya pera, jadi yang makan bunyinya " hik...hik"..alias seret..hehehe...

    BalasHapus