Rabu, 27 Agustus 2008

Fakta Andaryoko - Fakta tentang keluarga Soeprijadi - dan Fiksi Dramatik pembuktian keduanya

Update : 5 Juni 2009 ; Mbah Andar wafat pd tgl 3 Juni 2009 di kediamannya setelah dirawat diRSU Ketileng - Semarang. Dengan wafatnya beliau , upaya pencarian sosok Supriyadi praktis akan kehilangan satu mata rantai lagi. Selama ini tidak satupun bukti otentik bahwa foto Supriyadi di Buku Sejarah Nasional adalahgambarAndaryoko , kecuali kemiripan belaka - Kecuali Alm PakHarto atau Jendral Try Soetrisno mau angkat bicara.
tapi setiap zaman nanti kelak sosok supriyadi akan terus menjadi mitos, karena selalu dikait2kan dengan penjaga gudang harta emas lantakan majapahit dan pemegang kunci gudang emas lantakan peninggalan jepang yang selalu jadi incaran setiap pemimpin negara ini,sampai mengorbankan seorang mantan menteri agama -dijebloskan ke penjara. bahkan seorang mantan presiden negeri ini rela untuk dituntun2 mendatangi suatu tempat di selatan pulau Jawa demi memperoleh kabar keberadan harta peninggalan majapahit itu.



Fakta tentang Andaryoko W.Prabu

  1. Andaryoko mengaku lahir 22 Maret 1920, harusnya dia berusia 88 tahun, namun dia menyebutkan usianya 89 tahun.
  2. Andaryoko mengaku putra Wedana Salatiga, ayahnya bernama Pujakusuma dan Ibunya bernama soestinah, lahir di Salatiga.
  3. Andaryoko adalah pensiunan assisten / staff PTP (PT.Perkebunan ) XVII - Semarang, yang sudah dilikuidasi pertengahan tahun 90'an, oleh sebab itu seluruh data pribadi Andaryoko ada di arsip PTP XVII Semarang yang pengelolaannya telah diserahkan ke PTPN yang masih aktif di Semarang.
  4. Andaryoko mempunyai gaya hidup Poligami,demikian pula putranya.
  5. Andaryoko aktif di Perkumpulan Seni Budaya Sobokarti - Semarang sejak tahun 1980'an -itu artinya sejak dia pensiun dari PTP XVII -Semarang, pada pertengahan 80'an pula Andaryoko melakukan "manuver" dengan mengambilalih jabatan ketua yayasan Sobokarti yang pada saat itu sakit.
  6. Pada 17 agustus 2008, Walikota Semarang menganugerahkan piagam penghargaan - kebudayaan dan Seni - pada Andaryoko W. Prabu atas "jasa2nya" sebagai sosok yang peduli pada seni dan kebudayaan Jawa.
  7. foto2 lama yang dimiliki Andaryoko cukup membuktikan bahwa pada masa Soekarno dia berada di Ring 1 istana Presiden.
  8. Chaerul Shaleh yang disebut2 Andaryoko -bukan Chaerul shaleh PETA, yang mangkir pada saat proklamasi 17 Agustus 1945 bersama pemuda Soekarni dan pemuda Adam Malik. Chaerul shaleh PETA telah wafat pada masa orde baru
  9. Andaryoko mengaku bahwa dia menghadap Soekarno menjelang Proklamasi. Soekarno menanyakan "Soeprijadi yang mana ", Andaryoko menjawab "Soeprijadi yang memimpin Pemberontakan PETA Blitar", jawaban ini akhirnya menempatkan Andaryoko di Ring 1 Soekarno, kenapa akhirnya Andaryoko mundur, hanya dia yang bisa menjawabnya.
Fakta kecil tentang keluarga Shodancho Soeprijadi :

  1. Soeprijadi lahir di Trenggalek tahun 1923, putra Wedana/Bupati Blitar
  2. Saksi yang menyebutkan fakta tentang keluarga Soeprijadi adalah ibu Pudji, usia 74 tahun, beliau adalah sepupu soeprijadi ( putra paman Soeprijadi) di Nganjuk. Beliau pada saat pendudukan jepang masih di SR ( Sekolah Rakjat) Nganjuk - kota. SR nganjuk adalah satu2nya sekolah untuk bangsa Indonesia pada saat itu, lokasinya di tengah kota Nganjuk, halaman luasnya diteduhi oleh pohon Turi merah. Bu Pudji , pada masa tersebut menyatakan bahwa Ayah dan Ibu shodancho Soeprijadi menolak mengakui Soeprijadi sebagai putra mereka, karena tindakannya memberontak pada Jepang, berakibat sangat fatal. Keluarga tersebut menjadi buronan Kenpeitai (Polisi Militer Jepang ) yang tersohor kekejamannya ke seluruh dunia, bila menginvestigasi tawanan2. Fakta ini menunjukkan bahwa Soeprijadi - pemimpin pemberontakan PETA Blitar - yang sesungguhnya memang tidak diakui keberadaannya oleh darah dagingnya sendiri - ayah ibunya, demi keselamatan keluarga mereka.
  3. Penelitian Nugroho Noto susanto pada tahun 1960'an tentang pemberontak PETA Blitar yang tertangkap saat Jepang mengepung Gunung Kelud, menyebutkan ada 6 orang yang tertangkap , namun tidak satupun dari 6 orang itu bernama soeprijadi.
  4. Kesaksian Herman Sarens Soediro sewaktu dipaksa kerja oleh Jepang membangun Lapangan terbang GORDA di selat Sunda, menyebutkan ia melihat datangnya satu pesawat membawa 6 orang tawanan. 6 orang tawanan itu akirnya dieksekusi balatentara Jepang dengan cara yang dramatis. namun Herman sarens tidak bisa memastikan dia tahu dan kenal soeprijadi.
  5. Prajurit PETA seperti Pamoe Rahardjo,BM.Diah,Latief H,dll. tidak pernah secara khusus menyebutkan peranan penting Shodancho Soeprijadi dalam pemberontakan Blitar yang gagal itu.
  6. Tidak ada satupun keterangan masa itu yang menyebutkan Soeprijadi datang ke Jakarta dan bergabung bersama perintis Kemerdekaan lainnya, kecuali memang Andaryoko - lah yang menghadap Soekarno dan menyebutkan dirinya Soeprijadi.
Pembuktian dramatik

  1. Melacak orang yang memasang foto / lukisan foto Soeprijadi di buku2 Sejarah Nasional dan mencari pembuktian dari pembuat lukisan itu berasal dari foto soeprijadi, bukan dari foto Andaryoko, karena kemungkinan satu2nya dokumentasi keberadaan soeprijadi di istana adalah klaim andaryoko kepada presiden Soekarno di tengah2 kecamuk PD II bahwa dirinya adalah Sudancho Soeprijadi.
  2. Mencari sisa rambut/tulang jenazah Soeprijadi (bila ada) untuk dilakukan tes DNA dengan DNA keluarga Blitar yang mengaku keluarga Soeprijadi, bersama dengan DNA Andaryoko, namun pembuktian ini akan sia2 bila ternyata ketiga bukti itu menunjukkan bahwa ketiganya dari DNA yang berbeda, artinya tidak akan membuktikan apapun, kecuali kepalsuan.
Wakapusjara (Wakil Ketua Pusat Sejarah) TNI-AD Kolonel RM Lingga Prana akan menugaskan beberapa stafnya untuk menelisik lebih jauh tentang identitas Andaryoko dan melakukan cross check dengan beberapa pakar sejarah dan keluarga Supriyadi. ''Sebelum ada fakta riil yang terkuak, saya berharap agar berita ini tidak menimbulkan penafsiran yang bermacam-macam dari rakyat Indonesia."

Senin, 18 Agustus 2008

keutamaan bangsa Tionghoa : meramu obat

Judul diatas hanya satu dari ratusan mungkin ribuan kemampuan yang dimiliki suku bangsa Tionghoa.Ilmu pengobatan tradisional tiongkok sudah disusun dalam kitab2 kuno sejak sekitar 3000 tahun sebelum masehi, dan mereka mewariskannya turun temurun. Namun sejak Penghancuran kitab2 di era akhir masa Yongle dan berubahnya strategi Kaisar untuk menutup diri dari dunia luar, maka pengobatan ini hanya dikenal oleh mereka yang mewarisi dari garis silsilah mereka. Secara garis besar, bangsa tionghoa yang merantau dari China daratan menghindari peperangan di akhir dinasti Ming, terdiri dari berbagai suku2 dengan keahlian masing2, ada suku yang mahir berdagang, suku yang mahir meramu obat dan menjadi tabib, suku yang mahir memasak, suku yang mahir membuat alat2 persenjataan, dan mereka terpencar ke seluruh penjuru dunia , secara tidak langsung melakukan transfer teknologi atas pengetahuan mereka.

Kebangkitan olimpiade Beijing 2008 akan menjadi awal jalan panjang, usaha pemerintah RRC untuk merangkul dunia agar mau bersama2 mewujudkan dunia yang damai, nyaman dan menyenangkan.

ramalan dari pelosok amerika tentang wilayah amerika yang segera berubah menjadi kuning, hanyalah simbolis tentang kekuatan bangsa tionghwa yang sudah merasuk dalam kehidupan di Amerika, tidak akan terhindarkan.

pengobatan tradisional Tionghoa harus menjadi pengobatan utama di dunia, dan pengobatan medis modern sebagi pendamping

Keutamaan bangsa Melayu Belitong : pantun

Kalau ada sumur di ladang,
Bolehlah kita menumpang mandi
Kalu ada umurku panjang
Bolehlah kita berjumpa lagi

pantun pendek diatas ,hanya sebatas susunan kata2, namun makna disebalik semuanya, tentang rindu kawan, rindu kekasih, dan macam2 rindu lainnya yang bisa merangkum semuanya. Bangsa melayu punya kecerdasan luar biasa membuat pantun.
Andrea Hirata menggambarkan kecerdasan itu sebagai " Bukan Rang melayu bile tak pintar bersilat lidah", adalah gambaran populer tentang hal tersebut. Keinginan Andrea mengangkat sastra melayu lewat novel2nya, menggugah minat kaum muda mempelajari kebudayaan melayu,khususnya Melayu Belitong.
Dan bangsa Melayu Belitong punya kelebihan daripada bengsa melayu yang tinggal di pedalaman dan pesisir sumatera ( biasa disebut "maye-maye") , termasuk suku bangsa melayu yang telah berasimilasi dengan suku batak, dengan mempunyai marga. Wilayah Mandailing natal, Sibolga, tarutung ( namun mereka menolak dikelompokkan suku batak..!)
"kami orang Mandailing......" kata mereka.

bangsa Melayu Belitong masih kental terpengaruh "proto melayu", letak mereka yang ditepi selat melaka menguatkan aksen tersebut. Dan kemampuan bangsa melayu Belitong mengatasi perbedaan budaya antara etnis Tionghoa - Melayu adalah kelebihan yang saya maksud.Malaysia yang mengklaim sebagai sumber kebudayaan Melayu tidak sanggup mengatasi hal ini.

bangsa Melayu Belitong dan penduduk tionghoa asli yang menetap disana sejak entah kapan - ditunjukkan oleh dokumentasi ekspedisi Zheng He ke Bangka- , seolah sudah menjadi satu kesatuan bangsa.

Namun kenapa ASSET seistimewa ini tidak dijadikan modal bagi bangsa ini untuk mengatasi perbedaan2 yang ada, kerusuhan Mei 1998 adalah contoh konkrit bagaimana suatu hal yang kita anggap tidak bermasalah, dapat jadi arang yang disiram bensin.

mari contoh bangsa melayu belitong

Satu lagi suku tersembunyi muncul ke "dunia"






Selama ini kita hanya tahu suku2 pedalaman di nusantara sebatas yang diliput media, sebatas tujuan pariwisata, sebatas keunikan mereka dan sebatas mana mereka akan dieksploatasi.




Suku tersembunyi dipakai sebagai term , karena menurut saya, semula suku tersebut sudah hidup di tempatnya selama ribuan tahun, DUNIA lah yang menemukan mereka, sama seperti ketika colombus membawa suku pigmea, sama ketika Zheng he mencatat perilaku orang Jawa yang pemarah dan suka berkelahi, sama ketika pendatang2 dari eropah mesuk ke benua Asli Amerika dan menemukan suku asli Amerika.

Belajar dari tragedi yang dialami bangsa Indian Amerika, seharusnya suku2 tersembunyi ini HARUS DIBIARKAN tersembunyi dengan mitos yang mereka miliki, agar pihak luar tidak dengan semena2 mengeksploatasi sumber2 yang mereka miliki.

Apa yang ingin saya sampaikan adalah setiap Puak punya "tanda" tersendiri, mereka harus dihormati, mereka harus dihargai sama seperti kita ingin dihargai orang lain.

"tanda" yang mereka miliki atau ciri- ciri mereka harus dibiarkan sebagai bagian dari khazanah dunia, tidak boleh diklaim /dimiliki segelintir orang demi kepentingan mereka.

tanda yang saya maksud disini adalah kecerdasan yang dimiliki suku tersebut, kecerdasan mereka memahami tanaman obat, kecerdasan mereka memahami gejala alam, kecerdasan mereka menguasai sesuatu, harus dibiarkan sebagai milik mereka, dan KALAUPUN ADA orang lain yang ingin mendapatkannya, harus dengan cara yang fair, bukan dengan menghancurkan eksistensinya.

Sudah cukup tindakan biadab seperti ketika bangsa Spanyol memerangi suku INCA dan AZTEC , meracuni mereka dengan alkohol, dan memusnahkan mereka dengan kuman dan penyakit.

suku LOM di bangka barangkali sudah teridentifikasi oleh dinas sosial RI, tapi kompetensi dinas itu saja barangkali tidak cukup untuk mengenali mereka.
Mengenal mereka sebagai manusia, mengenal kebudayaan mereka, dan kebijaksanaan yang mereka miliki.

Suku Lom, Kemurnian di Tengah Hutan Bangka

“HATI-hati masuk ke daerah suku Lom. Niat hati harus bersih dan tulus. Kalau hati kotor, nanti bisa kena celaka, bisa-bisa malah tidak bisa keluar lagi.” Demikian pesan banyak orang kepada siapa pun yang akan mengunjungi suku Lom.

SUKU Lom merupakan suku unik yang tinggal di Dusun Air Abik dan Dusun Pejam, Desa Gunung Muda, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, Kepulauan Bangka Belitung. Mereka juga sering disebut sebagai suku Mapur karena mula-mula sebagian besar tinggal di Dusun Mapur. Suku tersebut dikenal sebagai salah satu komunitas yang masih kuat memegang kemurnian tradisi di tengah perubahan zaman.

Sebenarnya kawasan adat suku Lom hanya berjarak sekitar 13 kilometer dari kota Kecamatan Belinyu. Motor dan mobil masih bisa masuk ke daerah itu saat tidak turun hujan, meski harus menelusuri jalan menuju tanah di tengah hutan Gunung Muda dan Gunung Pelawan yang rusak dan berlubang-lubang.

Kemurnian tradisi suku Lom selama ini dibumbui berbagai mitos, misteri, atau legenda yang menakutkan sehingga sebagian masyarakat enggan menyinggahi kawasan itu.

Memasuki perkampungan suku Lom di Dusun Air Abik, tak ubahnya melihat perkampungan warga biasa di daerah lain. Rumah-rumah kampung berjajar rapi di kiri-kanan jalan. Sebagian bangunan rumah sudah permanen, semipermanen, dan sebagian lagi masih berupa rumah kayu sederhana dengan atap genting. Bahkan beberapa rumah dilengkapi parabola. Ada juga beberapa mobil dan sepeda motor.

Keunikan suku itu mulai terasa ketika mereka ditanya tentang agama. Kolom agama kartu tanda penduduk (KTP) pada sebagian suku itu dibiarkan kosong, sebagian ditulis ’agama Islam’ sekadar untuk formalitas.

“Saya tidak punya agama. Tetapi, saya menghargai orang lain yang beragama. Yang penting saya hidup baik-baik, bisa makan dan minum setiap hari, serta tidak menyakiti orang lain,” ucap Sli (42), warga suku Lom yang tinggal sendirian di daerah agak pedalaman.

Sebutan lom pada suku tersebut merujuk komunitas yang “belum” memeluk suatu agama. Menurut sejumlah warga, sebutan itu mulai muncul sejak zaman kolonial Belanda yang berusaha mengidentifikasi penduduk berdasarkan agama yang dianut. Hingga sekarang, anggota suku yang masih memeluk adat disebut “Lom”, sedangkan yang telah memeluk agama formal tertentu berarti telah menjadi “bukan Lom”.

Kepala Dusun Air Abik, Tagtui, menjelaskan, dari 139 keluarga yang tercatat, sebanyak 62 orang tertulis beragama Islam, 13 Kristen, dan dua orang Buddha. Sebanyak 62 orang lagi memeluk kepercayaan adat atau masih murni “Lom”. Namun, sebagian besar warga yang secara formal telah memeluk agama juga masih memercayai adat yang dipatuhi sejak nenek moyang.

“Sejak kecil saya tidak punya agama. Saya masuk Islam ketika menikah dengan istri yang Muslim tahun 1997. Tetapi, saya masih memercayai hukum-hukum adat sampai sekarang,” papar Tagtui.

Menurut penuturan tetua adat setempat, Mang Sikat (62), adat suku Lom dibangun dari keyakinan bahwa mereka dilahirkan dari alam semesta. Gunung, hutan, sungai, bumi, langit, dan hewan merupakan bagian dari alam semesta yang menyatu dengan nenek moyang sehingga harus dihargai. Dalam setiap perwujudan alam terdapat roh atau kekuatan yang selalu menjaga dan mengawasi manusia. Kutukan akan menimpa siapa pun yang melanggar kekuatan alam.

Keyakinan akan kutukan itu diperkuat oleh mantra-mantra yang digunakan untuk setiap tindakan yang dimuati tujuan khusus. Ada mantra untuk jirat, yaitu semacam doa untuk menjaga ladang dari pencurian. Ada mantra untuk menghipnotis orang agar mengakui kejahatan yang dilakukan. Juga ada semacam gendam untuk menarik minat lawan jenis sehingga jatuh cinta atau untuk menjaga kelanggengan pernikahan.

Berbagai mantra itu terutama dikuasai para dukun adat demi menjaga keamanan dari serangan luar, melestarikan tatanan sosial, sekaligus menempa kepercayaan diri setiap anggota suku. Meski digunakan dengan hati-hati untuk keperluan khusus, keampuhan mantra suku Lom acap jadi gunjingan khalayak luas sehingga masyarakat cenderung berhati-hati terhadap kekuatan magis suku itu.

KEYAKINAN itu melahirkan adat unik yang sebagian masih ditaati suku Lom hingga kini. Mayat anggota suku yang meninggal, misalnya, tidak boleh diantar ke kubur melalui pintu depan karena dia pergi untuk selamanya dan tidak kembali lagi. Mayat dibawa lewat pintu belakang, atau bila perlu menjebol dinding samping.

Adat lain, wanita hamil dilarang duduk di tangga rumah karena tangga menjadi perlintasan roh-roh. Roh-roh itu bisa masuk dalam kandungan sehingga menghambat proses kelahiran. Bersiul di ladang juga dihindari karena akan mengusir roh kehidupan yang memasuki tanaman yang baru tumbuh, akibatnya bisa gagal panen.

Keterasingan menciptakan bahasa Lom yang unik. Kata- kata diucapkan dalam percakapan yang cepat dan penuh intonasi. Suku Lom menyebut ika untuk mereka, nampik untuk dekat, nen berarti ini, bu untuk nasi, dan maken air berarti minum. Bahasa itu berbeda dengan bahasa Melayu atau China yang terdapat di lingkungan di sekitar suku Lom.

HINGGA saat ini, suku Lom masih berusaha menjaga keyakinan adat. Para orang tua umumnya membebaskan anak untuk bersekolah, tetapi anak- anak biasanya tidak pernah menamatkan sekolah dasar. SD Negeri 24 di Dusun Air Abik yang berada di pinggir dusun hanya diikuti 48 siswa. Itu pun sebagian berasal dari lingkungan di luar suku.

Menurut Kepala Sekolah SDN 24 Dusun Air Abik, M Bundiar, jumlah anak yang masuk sekolah bisa mencapai puluhan siswa. Tetapi, anak-anak suku Lom rata-rata berhenti sekolah saat menginjak kelas II, III, atau IV.

“Kesadaran terhadap pendidikan pada suku Lom masih sangat rendah. Banyak yang tidak sekolah. Kalau sudah masuk, ada saja anak yang putus sekolah setiap bulannya. Kadang ada yang minta izin bekerja membantu orangtua di hutan dan tidak pernah masuk lagi, atau tiba-tiba hilang begitu saja,” tuturnya.

Beberapa warga suku Lom menganggap pendidikan hanya akan mengajarkan tabiat dunia luar yang dipenuhi kebohongan dan nafsu mengejar materi. Yudi (32), salah satu warga, mengaku tidak pernah sekolah sehingga tidak bisa membaca dan menulis. “Saya selalu ke ladang untuk memelihara 100 batang lada putih, buah-buahan, dan tanaman lain. Saya hanya butuh hidup dengan bahagia bersama warga di sini,” ujarnya.

Suku Lom cenderung menghindari budaya asing yang bertentangan dengan tradisi. Puluhan tahun lalu adat masih melarang anggota suku untuk menggunakan sandal, jas, jaket, atau payung karena dianggap menyamai gaya dan perilaku para penjajah. Sekarang ikatan itu mulai mengendur seiring dengan perkembangan zaman, tetapi sikap kritis terhadap dunia luar masih tetap dipelihara.

Dalam sejarahnya, belum pernah ada anggota suku yang tersangkut atau dipenjara karena melakukan tindakan kriminal. Suku Lom yang asli sering diibaratkan sebagai bayi yang baru lahir; masih murni dan polos

Minggu, 10 Agustus 2008

Hati2 aktifkan fitur GPS di Cellular anda

Seorang teman dekat mengeluh pada saya Tagihan pasca bayar Ponselnya membengkak....dua bulan lalu 2 juta bulan berikutnya 5 juta. Tentu saja menimbulkan pertanyaan, bagaimana mungkin. Pertanyaan yang dia ajukan ke saya, dia jawab sendiri, sebelumnya memang - demi menuruti iklan- terbujuklah dia membeli N-Series yang ada fitur GPS ( Global Positioning System).
lalu salah satu staf di kantornya- staf IT- dengan polosnya menawarkan "jasa" untuk mencoba2 fitur2 baru di hp baru temen saya itu. dan temen saya dengan polosnya pula menyerahkan hpnya untuk Diutak-atik si staf IT yang pinter tersebut.

jadilah si Boncel dan si Bilung mainan fitur GPS, mensetting,mengaktifkan,lalu menontonnya bersama2.....lalu mencobanya dengan muter2 keluar kantor seputar jalan rayanya untuk MEMBUKTIKAN apakah fitur GPS-yang mereka coba sudah aktif apa belum.

"boys will be boys"............they still need their toys.

jadilah tagihan kartunya membengkak jadi 5 juta sebulan, dan tanpa menunggu dia cerita lebih banyak lagi, saya langsung tunjuk "tersangka" pelakunya. staf IT yang baik hati menawarkan jasa coba2 gratis, namun setting GPS yang ON kemungkinan di charge ke pemakaian pemilik HP." terus kelanjutannya piye mas" aku kejar.
" Kartunya saya Bunuh" jawab teman saya pendek.

.................aku diam tidak berkomentar, wah ada lowongan baru kepolisian, divisi penyelidikan pembunuhan kartu.

Minggu, 03 Agustus 2008

antara Kejaksaan Agung dan Komandan Pusat Polisi Militer

Pernahkah anda memperhatikan ada dua wajah yang mirip identik dalam Kabinet SBY sekarang..?, ya dialah Hendarman Supandji dan Hendardji Supandji.



www.embassyofindonesia.org

tni.mil


suara merdeka.com

tempophoto.com

Dalam Seragam anda akan mudah membedakan mereka, yang satu Jaksa Agung, satunya DANPUSPOM TNI.

Betapa bangganya kedua orang tua mereka saat ini , dua putranya menjabat sebagai Punggawa Penegak Hukum di negeri sarang "KANCIL" ......dari kancil sebesar tikus sampai sebesar gajah, wuih......

UPDATE NOP. 2009

Hingar bingar politik di Akhir 2009, menyeret sosok Hendarman Supandji, sebagai Punggawa Jeksa Agung Republik ini.

Sosok orang tua yang kita singgung di posting atas, diungkap sorang Blogger, Wisnu Nugraha, ternyata - SAUDARA, bukan hanya dua anggota keluarga Supanji yang "menyangga" pilar kepemimpinan SBY, ada satu lagi: Bambang Tri supandji - notabene anggota tim sukses SBY Pilpres 2004. wah-wah.........komplet, pake telor!!!





Wapres Kalla dan Dokter FH

Berita ini mungkin berita biasa bagi sebagian orang, namun bagi mereka yang paham kedekatan antara wapres Kalla dengan Dr Farid Husain akan tahu bahwa ada makna khusus kunjungan wapres ini.
Namun Wapres Kalla yang memang sudah biasa "mengobrak-abrik" praktek busuk di negeri ini , contohnya salah satu adalah menertibkan pemanfaatan gedung Dekranas Pusat, pada suatu masa di tahun 2002.
Will He Run for President?









tempophoto.com



Dokter FH dan Wapres Kalla