Sebagai menyadari diri akan kota Semarang yang Ramah Banjir, lubang biopori yang saya buat di belakang rumah ortu, demi ( menghindari telepon dari Maknyak tengah malam -hujan deras, tiba2 "kriing...!5x" ......teras belakang banjir....!,kamu kesini.........!!hwarakadah") menghadapi musim banjir tahun ini, hanya saya buat lubang 2 buah, cukup dua buah.
celakanya lubang kedua yang saya buat...ternyata 1 meter dibawahnya adalah pondasi rumah kuno yang dulu berada disitu.....sebagai saya ndak tahu akan hal itu, terpaksa biopori hole - nya diperdalam 0,5 m lagi kebawah.
Dan sekarang ( dua bulan setelah dibuat ) , meskipun komposnya belum saya periksa, satu lubang biopori efektif untuk mengatasi banjir-subanjir yang rajin mendatangi teras belakang rumah ortu, seluas 3 x 6 meter.
sebagai teras, tempat itu padahal sudah punya saluran pembuangan air plus sumur peresapan sejak 1985. Namun tiga tahun terakhir -mungkin- saluran airnya mampet, dan tentu saja itu job deskripsinya tukang batu.........sebagai pilihan saya pakai BIOPORI saja.
MANJUR TUH..........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar