Sabtu, 17 Juli 2010

Pasar Sabang sampai Merauke ( 2 ) - mereka akan bertahan

Saya bukan termasuk penggemar novel2 fiksi tentang teori konspirasi - namun  bila melihat fenomena global yang melanda negara kita  - imbasnya serasa tak terhindarkan.
Kesepakatan dagang yang dirancang " seolah-olah "  fair kenyataannya adalah tidak fair sama sekali.

 
                          permainan kartu " konspirasi global "

Bagaimana mungkin bisa fair - sebuah negara dengan kapasitas produksi barang jutaan item dengan kualitas yang masih dipertanyakan- dan  dalam kuantitas yang luar biasa -  bisa dengan leluasa dapat memasarkan barang di negara yang untuk memproduksi barangnya sendiri saja tidak mendapat perlindungan dari pemerintahnya sendiri.
Dan kenyataan yang kita lihat sekarang adalah seolah2 kita bisa membeli barang-barang dengan harga murah namun kenyataannya di balik barang murah itu terdapat kesepakatan dagang raksasa yang mencekik leher, menghabiskan oksigen bangsa ini untuk bernapas.....

Dan kesepakatan itu belum berhenti,  gelombang masuknya pasar swalayan asing masih berlangsung dan akan berlangsung terus,  upaya "melemahkan " pasar tradisional  dilakukan dengan menaikkan harga komoditas di tingkat pedagang besar agar pedagang kecil takkan mampu lagi  memutar modalnya.  dalam waktu singkat maka konsumen lebih memilih belanja di pasar2 modern dan Hypermarket serta supermarket, pelan2 pasar tradisional akan ditinggalkan. akhirnya ADA SAJA ALASAN UNTUK MENGGUSUR PASAR TRADISIONAL.
cara yang seolah halus ini tentu saja bisa dibaca, namun  kesepakatan kesepakatan di tingkat pedagang besar tentu saja dilindungi menteri perdagangan, yang notabene tidak akan ambil pusing melindungi ekonomi rakyat



 Rakyat jelata diharap jangan terlalu banyak menuntut untuk diperhatikan, karena dewasa ini yang mendapat perhatian adalah pemodal besar, pedagang Besar, dan pedagang perantara raksasa diantaranya. Keran impor dibuka sebesar-besarnya, para pengusaha petikemas diberi insentif menggiurkan apabila memperoleh klien importir-importir raksasa yang bersedia mengimpor apa saja ke negara ini termasuk sampah.

Kalaupun industri kecil berharap maka alih alih mendapat bantuan , mereka hanya  menjadi bagian dari CSR - program kemitraan yang dimodifikasi oleh perusahaan raksasa untuk menyalurkan dananya kepada industri kecil dan menengah.tentu saja dengan sejumlah kepentingan bisnis.

hari gini mau dana gratis........???

Kenyataan yang terjadi, rakyat - meski sudah jatuh,diinjak,tertimpa tangga, tidak ditolong, dipinggirkan, tetap saja punya mekanisme "penyelamatan diri " yang cerdas.  meski harga cabe kriting mencapai 70.000 rupiah sekalipun, -  seorang pedagang cabe di pasar sentral menekankan satu pernyataan

" ini cabe istimewa lho......bepergian naik pesawat.... dari sulawesi utara lagi"

saya menyadari bagaimana suatu komoditas dibutuhkan di suatu tempat hingga  pengirimannya pun dilakukan dengan cargo udara.

pasar tradisional akan tetap mencari jalan untuk menjual dan rakyat pembeli akan mencari cara untuk mendapatkan kebutuhan dasar mereka.  MEREKA AKAN BERTAHAN.

jadi Pemerintah tidak usah pusing-pusing lagi kan......???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar