Minggu, 15 Februari 2009

Belajar dari TIMUR

Ketika melihat salah satu artikel di Badan koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional , saya jadi inget dulu obrolan dengan temen2, yang bilang jangan dikira kamu berak (maaf) itu cuma buang hajat. kamu buang kemana "sampahmu"? ke WC kan? kamu pikir setelah itu selesai?

" intinya apa pembicaraanmu itu..? " aku bertanya bingung.

"Bumi itu hidup....." jawabnya serius sambil melanjutkan omongan soal kuantum dimensi dan lain2 yang makin tak kupahami.

"au ah lllap...." potongku sambil nyeruput bajigur di warung depan RS PKU , Kauman.

Obrolan yang kadang menghabiskan waktu lebih lama daripada wedang bajigur dan nasi goreng atau nasi gudhegnya, tapi si Mbak nya nggak protes tu......la kan dia buka sampe pagi ...cuy..

Baru hari ini aku tahu kalau Bumi itu hidup...itupun dari web nya BAKORsultanahmbuhangel. Bangsa Jepang yang sudah kebal dengan gempa bumi dan bencana alam menemukan teknologinya. Berapa jiwa bisa diselamatkan dengan teknologi ini dengan mengetahui lebih awal gempa yang akan terjadi. Jepang emang luar biasa.



Semoga selanjutnya Bangsa ini sadar, jangan terlalu banyak menoleh ke Barat (nanti thengeng)........LIHATLAH KE TIMUR....... Asia bukan bangsa Kelas Dua. India, Jepang,China bukan lagi kelas teri.
Mudah2an kita bisa jadi bangsa yang percaya diri, nggak minderan -rendah diri di hadapan orang kulit putih, tunduk pada semua kemauan mereka dan mau diperdaya.

beberapa waktu lalu saya ngobrol dengan seorang WN Australia (aslinya Jetis) yang bersuami bule Australia. Dia cerita kalo aliran kepercayaan Jawa yang dilakoninya, di Australia malah diminati banyak orang, dan mereka rela mengganti nama dengan Fatimah Webster, atau Wongso Carter.

" ah masa sih Mbak...?" saya kurang percaya.

Mereka Nyantrik pada guru dan rela disuruh2 seperti pembantu layaknya oleh sang guru.
Saya tersenyum membayangkan si pak Guru yang nyuruh ngepel Bule Australia .....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar