Rabu, 19 Januari 2011

cita-cita bangsa jepang

 Ikan Punah Hidup Lagi
Kamis, 16 Desember 2010 | 15:24 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Spesies ikan salmon di Jepang yang diperkirakan punah sekitar 70 tahun silam kembali terlihat di sebuah danau dekat Gunung Fuji.

Kokanee hitam, atau “kunimasu” dalam bahasa Jepang, diperkirakan habis pada 1940 ketika proyek hydroelectric dilaksanakan. Akibat proyek tersebut danau yang menjadi habitat mereka di bagian utara Akita Prefecture terkontaminasi. Air menjadi sangat asam. Sebelum punah, sebanyak 100 ribu telur ikan salmon itu sempat dipindahkan ke Danau Saiko. Tapi mereka tak bisa bertahan hidup. Tetsuji Nakabo, guru besar di Kyoto University, mengatakan sejumlah peneliti menemukan kembali ikan itu di Danau Saiko, sekitar 500 kilometer dari habitat asli mereka. Saya sangat terkejut. Ini ikan yang langka. Sebuah harta karun alam. Kami akan menjaga agar tidak punah lagi,” kaya Nakabo.

Salmon Jepang saat ini masih terdaftar sebagai hewan punah dalam catatan Kementerian Lingkungan Hidup Jepang. Yobukaze Naniwa, pejabat di kementerian tersebut, mengatakan akan melakukan penelitian untuk memastikan apakah ikan tersebut memang yang sudah punah sebelum daftar hewan punah diperbarui.

Menurut Naniwa, spesies lain, termasuk ikan dan tumbuhan, kembali ditemukan setelah sebelumnya dinyatakan punah.

Apa yang terjadi di jepang itu menunjukkan keajaiban probabilitas - kemungkinan dari seratus ribu telur ikan yang dipindahkan ke danau Saiko pada tahun 1940 itu hidup, tergantung pada banyak faktor seperti habitat,cuaca,predator,kematangan telur dan banyak hal lain. Dan ini menunjukkan bahwa alam akan menjaga - Bila manusia mau berusaha sedikit saja - mempertahankan keberadaan suatu species binatang / tanaman.

saya termasuk sedikit dari beberapa orang yang tidak percaya pada pemanasan global seperti yang dikampanyekan negara maju untuk semata-mata kepentingan mereka.

Desain  bumi sudah seimbang, apapun yang mencoba merusaknya, mekanisme pertahanan alam akan selalu dan selalu mempertahankan keseimbangan bumi menuju titik awal seimbangnya, dengan konsekwensi tertentu ,  bahwa jika suatu penghancuran fisik alam di muka bumi oleh  manusia  membabi buta - maka   akan terbentuk tingkat keseimbangan baru yang pasti tudak sama dengan bentuk awalnya.

contoh misalnya ilmuwan jepang yang mencoba menghidupkan mammoth dengan rekayasa genetika, bukan tanpa resiko.  Mammoth pada masanya adalah hewan yang memiliki teritorial "multi benua" - pola migrasi mereka puluhan ribu kilometer, dan mereka didesain pada masa tertentu dan untuk lokasi tertentu saja.
jika terwujud seekor mammoth hidup pada masa ini, maka "insting " mereka akan mencari pola migrasi asalnya, yang sudah tidak sesuai lagi.

"insting" yang terpenjara ini jika tidak dikondisikan dengan keadaan yang baru, mungkin saja timbul perubahan perilaku yang tidak terpikirkan sebelumnya, yang bisa berdampak pada lingkungan sekitarnya - keganasan - misalnya.

Pada beberapa kasus, terdapat pengecualian - hewan liar alam yang diadaptasi makanan dan perilakunya  seolah2 di alam aslinya dapat bertaha hidup dengan  syarat2 kondisi minimal.

"Ini ikan yang langka. Sebuah harta karun alam. Kami akan menjaga agar tidak punah lagi,” kaya Nakabo "  
kata kata hanya akan sekedar wacana, jika dalam kenyataaanya bangsa jepang adalah bangsa yang paling suka dengan daging ikan. 




Ikan yang paling kecil -jasad renik sebangsa udang -krill - makanan paus2 di samudera - mereka sebut dengan Okiami - menjadi santapan mereka, sampai ikan buntal beracun - Fugu - dan ikan paus - Kujira-  mereka juga makan.....hebat.


prosesing Blue Fin tuna di - jonai shijo  - pasar Seafood - Tsukiji - central Tokyo

2 komentar: