Jumat, 09 April 2010

Sarapan di Ketintang

Bulan Pebruari lalu, meskipun hanya semalam ke Surabaya - nggak sempat mampir ke warung nya jagomakan, Pak Eko weekend ke Lamongan, juga nggak jawilan sama Ayos, terdamparlah kami bertiga di Ketintang. chaos masalah undangan pernikahan sepupu yang ternyata cuma diposting di Facebook - membuat semuanya jadi serba simpel - malah.



Pagi setelah tersesat lebih dulu - didamparkan travel yang baekhati di Apartemen Sejahtera -Surabaya, komentar kakak saya "iki bangunan opo.....singup " - untungnya kamar terakhir yang tersedia sudah dibooking jam 3 pagi itu, akhirnya kami diantarkan oleh sopir taksi yang mangkal di depan apartemen sejahtera - ke wisma sejahtera Ketintang. Tidak jauh dari rumah yang punya gawe.

Namun perjalanan pagi buta di surabaya dengan travel yang beekhati tadi menyempatkan saya melihat riuh rendahnya pasar Pandegiling di pagi buta, dengan puluhan bahkan ratusan pedagang ojek sayur- istilah saya- pedagang sayur dan kelontong yang memanfaatkan sepeda motor mereka untuk melayani kebutuhan belanja Ibu-ibu di komplek perumahan. Saya teringat catatan pak Eko yang Pagi-pagi buta mengantar nyonyah ke pasar pada suatu pagi, pemandangan seperti inilah sebenarnya "nyawa" pasar tradisional, yang berdenyut sejak puluhan bahkan mungkin ratusan tahun lalu di setiap pelosok kampung dan perkotaan di tanah air.

Dan setelah pagi itu kami mampir ke rumah paman, ngobrol sekedarnya, dalam perjalanan pulang ke wisma kami sarapan di warung makan yang mungkin milik keluarga, hanya tenda dan meja sekedarnya.


lontong sayur "biasa"

saya tidak berharap banyak mendapat kejutan waktu porsi lontong ini disuguhkan, hanya aroma margarin merk tertentu yang rupanya dipake buat menumis atau tambahan kuahnya saja yang saya kenali.
Bentuknya juga biasa biasa saja, tapi waktu potongan2 lontongnya saya sendok......tekstur lontongnya lembut sekali,  belum pernah saya ketemu lontong kayak gitu...kecuali di Timur alun2 Blora - lontong tahu (warung pojok kiri) .Saya percaya tekstur lontong seperti itu pasti racikan pas antara ukuran-jenis beras-takaran isi- dan waktu merebus ( yang paling menentukan ..mungkin...hahahaha) sama halnya perbedaan merebus telur dengan selisih waktu tertentu akan menghasilkan kualitas yang berbeda.
saya jadi inget Mbak Manda yang pernah bilang ingin mengoleksi menu KETUPAT nusantara - ternyata kadang menu sederhana pun jika kualitas bahannya juara , sederhana nya tidak kelihatan - yang kelihatan juaranya.
sebelum pulang saya sempatkan ngacungi jempol sama yang punya warung.............
kapan ya mampir warungnya mbak Mendol............. 

Bubur ayam & abon ayam - Lontong sayur " OKITA"
jl. Ketintang Madya 92 a- Surabaya.
week end - jam wayah sarapan.

2 komentar: