Selasa, 23 Oktober 2012

Anak kecil itu

Ketika aku masuk ke ruangan itu, dia bersorak kegirangan. Aku sempat kaget karena pintu dua bilah itu memakai engsel koboi yang sering dipakai di rumah jaman dulu. aku pikir dia cuma heran kenapa pintunya terbuka sendiri.
sissynmaru@pixabay
Ibunya sedang berdiri di depan mbak Kasir untuk membayar rekening Listriknya, duduklah aku di kursi tunggu sambil memperhatikan polahnya. tak butuh waktu lama untuk "mengenalinya"- aku tersenyum lebar...terus kuperhatikan semua yang dilakukannya, melompat,berputar dan berjingkat sambil menggumam kecil.
Sadar kalau kuperhatikan , dia sempat waspada dan menjaga sikapnya, namun aku melebarkan senyumku padanya, mangacungkan jempolku padanya berulang ulang tanpa setahu ibunya. Makin semangat dia lalu tak lama kemudian sandalnya terpeleset lantai dan dia terjatuh sambil berpegangan pada kursi tunggu didepanku.

Mulailah ibunya memberi komentar negatif,  dia hanya mendengarkan ibunya berbicara tapi jelas perhatiannya tertuju padaku.

Aku membelanya,  mengangkat semangatnya, membiarkan ibunya yang terus melanjutkan komentar negatif itu. Akhirnya Anak lelaki itu sadar kalau aku sedari tadi , mencoba berkomunikasi dengannya. Semula aku beri satu jempol, aku tambah lagi jadi dua jempol, dan dia menirukannya, lalu diulanginya lagi. aku pun melakukan repetisi dan dia membuat resonansi.
aku membuat simbol toss , melakukan repetisi dan melanjutkan komunikasi. Ketika aku mengangguk tersenyum dia akhirnya sadar sudah terhubung denganku, dan dia melakukan gerakan yang sama. we're connected.
Akhirnya ibunya selesai membayar rekening listrik, dan beranjak pergi meninggalkan ruang itu, aku tetap membuat simbol toss dan tak lama kemudian dia mendekatiku menyambut tanganku..haha...indah sekali...

Alangkah indahnya dunia bila semua insan sadar bahwa mereka terhubung satu dengan lainnya, memiliki kepedulian  dan kepekaan yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar