Kamis, 21 Juli 2011

kenduri ikan kayu

 Persiapan yang dilakukan pihak keluarga pengantin putri ( dara baro) sedikitpun kami tidak diberi tahu, semula malah saya sudah hendak berangkat dengan memakai sepatu, akhirnya malah cuma pakai sendal seperti lainnya.
keponakan kami yang  kebetulan jadi pengantin pria ( Linthu baro) datang menjemput ke penginapan dan mengajak kami semua ke kediaman keluarga Pak Rahmat - kakak angkatnya yang mengurus semua persiapan pernikahan adat  Acheh tersebut. 
penjemput kami datang dan selama perjalanan itulah kami sempat merasakan bagaimana sigapnya  mereka, berkendara ala konvoi ,meskipun cuma dua mobil..hehe.. mungkin memang begitulah keseharian mereka berkendara mobil......hhhh....sport jantung kami.
sesaat kami sampai di kediaman pak Rahmat, beliau menyambut kami dengan  takzim....,masyaallah...tersentuh hati saya.
Memang pada dasarnya kami yang awam dengana adat Nangroe...jadilah kami terpelongok-longok menyaksikan,  persiapan keluarga pengantin pria, bagaimana peran Pak Keuchik  yang sangat menentukan dalam suatu prosesi pernikahan.  Semenjak dari proses perkenalan keluarga dan pertunangan sampai selesainya acara pernikahan. Namun berkat pak Rahmat lah semua kerumitan itu jadi sederhana, terimakasih Bang Rahmat.

Bang Rahmat
Sesampainya di kediaman pihak pengantin wanita, dan menanti sesaat dua saat - ternyata Pak Kheucik kampong yang bersangkutan belum hadir, jadilah kami semua - pihak pengantin Pria dan Wanita menunggu beliau......memang demikian tata kramanya. dan saat menunggu itulah saya mencium aroma wangi kari Acheh yang legendaris itu...

Suasana yang semula agak tegang berubah jadi cair saat kami-rombongan pihak pengantin pria masuk ke ruang tamu yang telah disiapkan jadi tempat akad nikah. di ujung ruang terdapat tempat duduk pengantin pria berbentuk miniatur masjid raya berwarna merah berbordir perak - mewah sekali. Pengantin duduk di atasB kasur berhias senada- duduk menanti saat akad nikah dimulai,  dengan diawali menyantap hidangan kenduri

kenduri nikah aceh
properti to http://dapurkoe.blogspot.com/2007/08/blog-post.html


di Tengah ruangan sudah tersedia hidangan kenduri bermacam-macam, makanan utama pencuci mulut dan minuman. Segera setelah kami disambut langsung wakil tuan rumah mempersilahkan untuk menyantap hidangan yang sudah tersedia.
ingatan saya mundur 30 tahun ke saat  kenduri khitanan saya, di pedalaman sumatera dulu, makan bersama mengelilingi satu tampah berisi hidangan yang bersahaja..........hmmmm.......
kebetulan di sebelah saya duduk warga Asli Banda aceh yang berangkat bersama kami tadi, ya sutralah....saya interogasi habiss........"pak,yang itu makanan apa namanya....yang ini,apa, kalo yang sana itu,pak?.."
Namun beliau ternyata dengan senang hati menceritakan seluk beluk hidangan asli Aceh yang kami hadapi itu.
ada kari acheh
  kue kue khas Aceh, dan panganan ringan seperti Dhodoi, haluwa breuh, wajek, dan meuseukat




 property to http://news.okezone.com/read/2011/03/07/345/432148/bertabur-penganan-raja-raja-di-lampisang

dan ada  tumis "keumamah"- ikan kayu



dan sayangnya hidangan yang terakhir ini karena letaknya jauh dari duduk saya........urunglah saya cicip....hmmm  sayang banget.............keumamah........saya akan kembali .......wkwkwkk..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar