Rabu, 15 September 2010

Hidangan Khas Lebaran di rumah kami.

Pemetikan

Perebusan

bentuk buah utuh

Pengupasan dan proses pelembutan

 Bahan baku manisan buah atap

 
 Sortasi 
 sebelah kiri buah yang tua - sebelah kanan buah yang muda


buah atap siap diproses menjadi manisan

 
pengolahan manisan buah atap

 
 Manisan buah atap  a.k.a  KOLANG-KALING

Kolang-kaling - menurut wikipedia mempunyai manfaat sebagai makanan Diet, saya juga tidak paham darimana dasar penulisan yang dipakai Artikel tersebut, tapi yang jelas bahan pangan satu ini memang identik dengan pelengkap kolak pisang.  Rasanya yang hambar-terkadang teksturnya alot-baunya kadang-kadang pesing, tapi entah kenapa selalu saja dicari orang bila bulan ramadhan tiba.
Predikat yang disandangnya belum lagi ditambah pelengkap penderita - bahwa sejak proses pemetikannya, buah ini mendatangkan siksaan bagi pemanennya. Kenapa bisa..? 
Buah pohon Aren ( Arenga pinnata  )  ini secara alamiah diliputi miang atau bulu-halus  yang bila terkena kulit akan membuat gatal-merah dan sensasi panas  sama seperti miang bambu.  Kejutan inilah yang dipakai sang senuiman Mahar dalam tarian afrikanya di Laskar Pelangi dan mengantarkan mereka jadi juara Karnaval ( Laskar Pelangi - September 2008)

                        Senimankampong -  Mahar

Belum lagi proses pembakarannya untuk menghilangkan bulu miang tersebut, ada pula proses lain - ditelan direbus utuh bersama kulitnya , proses ini biasa dilakukan di Aceh-Takengon.
Di pulau Jawa proses pembakarannnya dilakukan secara massal, tandan buah yang panjangnya rata2 dua meter itu langsung dipanggang diatas tumpukan kayu bakar yang menyala atau arangnya, dan dibakar sampai hitam legam.Bentuk buah yang sama seperti kelapa membuat daging/biji buahnya terlindungi dari api.
Proses selanjutnya pengupasan buah yang dilakkan harus dengan sarung tangan,  tempurungnya yang sangat keras - membuat proses panen buah ini memang betul-betul menguras sumur tenaga.
buah yang keras dan tua dilunakkan dengan dipukul2 dengan palu sampai memar dan kadang pecah.
lalu perendaman dilakukan untuk makin melunakkan daging buah yang keras itu.
Dari pengepul kolang kaling, pedagang pasar biasanya membeli dalam drum-drum besar untuk disortir ukurannya lalu dijual lagi dalam ukuran dan harga berbeda-beda.
Sampai di dapur, Kerepotan yang ditimbulkan bukannya berkurang,  pengolahannya harus dilakukan dengan seksama - keliru proses pembersihan - yang membuat buah tidak higienis - akan menkjadikan manisan kolangkalingnya beraroma kecut .
Setelah Ibu saya - pemilik resep pusaka ini sudah tiada - sudah setahun sejak saya berhenti membantu pembuatannya. Tahun ini saya membuat lagi  -Sendiri- manisan yang kedatangannya ditunggu banyak keluarga diJogja, Jakarta,Bekasi. kenapa bisa?
Alasannya selalu saja manisan ini yang dibawa Ibu saya jika berlebaran Ke Jogja - Ke tempat Kakak beliau yang tertua, dimana semua cucu dan cicit berkumpul dari berbagai kota - tumpah disana. Dan oleh empunya rumah hidangan ini disuguhkan di meja tamu, sejak bertahun-tahun lalu.
Jadi pasti tamu- tamu disana juga tahun lalu merasa pasti ada yang kurang di meja tamu Kakeknya di Jogja.
Tahun ini tentu saja saya membuat lagi manisan kolang-kaling yang terkenal itu, jumlahnya juga seperti tahun-tahun sebelumnya - Limabelas Kilogram -  dan semuanya didistribusikan .........untuk bingkisan lebaran.
Dan tentu saja semua keluarga yang menerimanya -sangat surprised, bahkan Oma Darmstater tertawa lebar, sambil menyelidik... 
" Darimana  J i j  tau cara bikinnya , Nyo.( sinyo - panggilan Oma ke saya )..?
" Ya Iyalaah.....dari dulu kan emang gitu, Oma........".
Manisan kolang-kaling adalah khasanah kuliner Melayu Deli, dan Tapanuli Selatan, di daerah asalnya, manisan buah untuk Idul Fitri berasal dari buah-sayur ,bunga lokal, seperti Pala,buah enau,pepaya, jambu biji.
kreativitas ibu- ibu zaman dululah yang menciptakan buah-buahan ini jadi manisan pala, manisan jambu,manisan buah enau, manisan bunga pepaya ( bunga pepaya yang pahit itu dibuat manisan...?....yak betulll !!!)
Pertanyaaannya adalah apakah di daerah asalnya tradisi ini masih ada atau sudah punah ditelan zaman..? karena pembuatnya sudah tak ada lagi...

 Demikianlah, menurut saya - " Kenangan manis dan Kenangan pahit - akan melekat di ingatan kita sampai akhir hayat. Mensikapinya sebagai Anugerah, akan membantu kita untuk memperbaiki diri dan meluruskan niat kita untuk menjadi pribadi yang lebih matang."
Selamat Lebaran......

2 komentar:

  1. oalaaaaaaaa, aku baru tau buahnya kolang-kaling. Lah tak pikir iku dicetak kayak nata de coco. Hehehehe..wah informasi bagus neh.

    BalasHapus
  2. mosok mbaak..?

    lek buah siwalan......? wes tau weruh..? :))

    BalasHapus