Sabtu, 01 Mei 2010

Komet Lyra di langit kota

Belum sampai satu kilometer kami meninggalkan rumah ketika melihat satu dari meteor itu melintas di langit barat daya


kami berlima berkendara menuju Barat, dengan dua kendaraan . Saya boncengan dengan hafidz, mas Yok dengan istrinya serta  adiknya hafidz.
"Wah mendung  Oom......kayaknya mau hujan"  kata hafidz.

belum sempat saya menjawab, lalu muncul cahaya dari atas langit baratdaya ketinggian sekitar 40 derajat
"sreeet"......hanya dua detik lalu terlihat pecahan cahaya di ujungnya, mirip kembang api.
"Lihat yang barusan ,.....mas....?"  pancing saya.
"iya..Oom juga........??"  ternyata hafidz lebih detil, dapat mengenali warna biru dari ekor komet yang baru muncul, saya tidak melihatnya,  hanya kilasan kuning terang. Dan sepanjang jalan saya dan hafidz ngobrol ngalor ngidul tentang beberapa hal ketertarikannya pada astronomi, saya jadi inget ada planetarium virtual di internet yang bisa diaksesnya, atau akses ke arsip gambar teleskop hubble  yang foto-fotonya sering dijadikan rujukan oleh motivator untuk menggambarkan luasnya semesta.
Waktu kami ngobrol di alun-alun kota, pembicaraan tentang hujan komet itu berlanjut. Lucunya di kota itu kebetulan mainan anak-anak yang lagi heboh lagi-lagi meteor. bentuknya lampu led kecil yang diikatkan pada dua bilah bulu ayam/angsa yang dibuat seperti bolang baling / propeler. dengan memakai katapel kecil, si lampu ini akan terlontar ke udara lalu turun perlahan searah angin mengikuti putaran baling-baling bulu.
warna lampu yang berubah-ubah.
Ternyata jatuhnya meteor di Indonesia, di duren sawit -kamis-29 April 2010 lalu diperkirakan masih akan berlanjut, wah.....berabe....kenapa sekarang hujan meteor?   hujan air saja sudah cukup membuat rakyat kebanjiran. Meteorit ini jatuh secara acak tanpa mengenal tempat , Secara umum meteorit dapat dikelompokkan menjadi 3 grup :
 ( sumber )
1. Meteorit besi (siderit, formulasi unsur Fe dan N)
2. Meteorit campuran besi - batu (sicerolit)
3. Meteorit batu (aerolit, komposisi utama adalah silikat/SiO2)

Tektit
Nama tektit berasal dari bahasa Yunani "tektos" yang berarti cair, lelelh. Biasanya tektit berwarna hitam, hijau atau coklat, bersifat "amorf", secara fisik mempunyai kemiripan dengan obsidian.

Tektit terjadi sebagai dampak tumbukan meteorit dengan permukaan bumi, dimana akibat dari tumbukan tersebut menyebabkan terjadinya loncatan material yang bersifat cair yang kemudian membeku dengan cepat.

Tektit berukuran hanya beberapa gram, kadang-kadang ada yang mencapai berat 12 kg.

Tektit mempunyai bentuk-bentuk yang unik diantaranya ada yang berbentuk kancing, bel, oval, tetesan air mata.

Penamaan tektit diambil dari tempat dimana tektit tersebut ditemukan, contoh : Moldavit (dari Moldavia, Cekoslovakia), Philippinit (dair Filipina), Javanit (dari Jawa), Bilitonit (dari Biliton/Belitung). billitonit atau yang dikenal dengan nama lokal batu satam  adalah sejenis batu yang bisa di temukan di pulau Belitung, batu tersebut hanya bisa ditemukan secara kebetulan ketika para penambang timah sedang menggali bijih timah dilokasi pertambangan darat di pulau Belitung. Hal yang unik dari batu ini yaitu, beberapa daerah penghasil bijih timah di Indonesia bahkan di dunia, jenis batuan ini tidak bisa ditemukan kecuali di Pulau belitung. Pada tahun 1921 seorang dari belanda bernama Ir. N. WING EASTON, dari akademi Amsterdam di Belanda menamakan batu ini “BILLITONITE” yang artinya batu dari Belitung (berasal dari Bahasa Belanda). Sedangkan nama SATAM berasal dari Bahasa Cina. SA artinya PASIR dan TAM artinya EMPEDU. Jadi nama SATAM adalah empedu pasir, kata orang-orang tionghoa pulau Belitung. Billitonite atau batu satam, orang-orang juga biasa menyebutnya dengan BATU HITAM. Berjuta-juta tahun yang lalu adalah sebuah meteor diperkirakan meledak di angkasa karena pergesekan dengan udara, bagian (pecahan) dari meteor tersebut jatuh bagaikan hujan partikel yang berkilap-kilap dan membeku bagaikan batu kaca yang menyebar ke segala penjuru permukaan bumi seperti Indonesia yaitu di pulau Belitung, Jawa dekat solo serta negara-negara lain seperti Australia, Cekoslawakia dan Arab. Warna hitam pada batu ini berasal dari percampuran dengan zat asam karbon dan zat mangan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar