Jumat, 27 Maret 2009
Satu lagi sungai meluap -satu lagi pintu air jebol
Selasa, 24 Maret 2009
BIOMIMETIC - replika biologi & nano teknologi
Penelitian dan pengembangan desain yang dilakukan berdasarkan proses biologi di alam, perilaku binatang, pemanfaatan rekayasa genetika, dan replika bilologis.
Definisi dasar biomimetic adalah wilayah sains baru yang mempelajari segala inspirasi terbaik alam kemudian menirunya untuk memecahkan persoalan2 yang dihadapi manusia. Alam memiliki segala potensi untuk mengubah cara pandang kita : bagaimana kita mengembangkan kemungkinan alernatif pangan, membuat peralatan, memanfaatkan energi, menyembuhkan diri sendiri, menyimpan informasi, dan mengatur bisnis.
Dan pada setiap kasus, alam menjadi model, ukuran, dan menjadi mentor.
How does nature teach?
How does nature learn?
How does nature heal?
How does nature communicate?
Quieting human cleverness is
the first step in biomimicry. Next comes listening, then trying to echo what we hear. This emulating is hard and humbling work. When what we learn improves how we live,
we grow grateful,and that leads to the last step in the path:
stewardship and caretaking, a practical thanksgiving for what we've learned.
bepergian 90.000 km dalam satu hari? dan tidak sekalipun tersesat
itu pertanyaan yang bisa muncul jika judulnya kayak judul diatas. Tapi itu Fakta mengagumkan tentang lebah, Lebah2 gunung dan lebah2 padang pasir akan bepergian sejauh 90.000 km dan mengunjungi lebih dari DUA JUTA BUNGA hanya untuk mengumpulkan nectar ( sari bunga) yang akan menghasilkan madu sebanyak 0.5 kg saja.
gambar di ini adalah milik seorang illustrator kebangsaan Phillipina :
illustrationpinoy.wordpress.com
Lebah sang pelacak jejak nomor satu di dunia :
Bagaimana lebah mencari makan menemukan bunga di wilayah yang begitu luas dibanding ukuran tubuh mereka?Bagaimana mereka menemukan jalan kembali ke sarang tanpa tersesat?
Bagaimana mereka memberitahu lebah-lebah lain tentang arah sumber bunga? Tatkala kita berusaha menjawab beragam pertanyaan ini, kita akan sampai pada kenyataan yang sungguh menakjubkan.
Ketika telah menemukan sumber bunga, maka tugas berikutnya dari lebah pemandu ini adalah kembali ke sarang dan memberitahu lebah-lebah lain tentang lokasi di mana ia menemukan kumpulan bunga tersebut.Lalu,ia akan membiarkan lebah-lebah lain mencicipi sedikit nektar yang ia kumpulkan dari bunga untuk memberitahu mereka tentang kualitas nektar tersebut.
Kemudian,tugas utamanya adalah menjelaskan arah menuju sumber bunga. Ia melakukan ini dengan cara yang sangat unik, yaitu dengan tarian. Lebah pemandu mulai menari di tengah-tengah sarang dengan menggoyangkan badannya. Sulit dipercaya, tapi gerakan dalam tarian ini memberikan lebah-lebah lain informasi tentang lokasi sumber bunga.
Tetapi ada satu pertanyaan, lebah menjelaskan arah tersebut berdasarkan posisi matahari, padahal posisi matahari terus berubah. Setiap empat menit matahari bergeser satu derajat ke barat, faktor yang mungkin menurut anggapan orang diabaikan lebah dalam penentuan arah ini. Tapi, pengamatan menunjukkan bahwa lebah-lebah ini juga memperhitungkan pergerakan matahari. Ketika lebah pemandu memberitahu arah lokasi bunga, dalam setiap empat menit, sudut yang mereka beritahukan juga bertambah satu derajat ke barat. Berkat perhitungan yang luar biasa ini, para lebah tidak pernah tersesat.Lebah pemandu tak hanya menunjukkan arah sumber bunga, tetapi juga jarak ke tempat tersebut. Lama waktu tarian dan jumlah getaran memberi petunjuk kepada lebah-lebah lain tentang jarak ini secara akurat. Mereka membawa perbekalan sari-sari makanan yang sekedar cukup untuk menempuh jarak ini, dan kemudian memulai perjalanan.
Disarikan dari anggaleoputra.blogspot.com dengan segala hormat
Kamis, 19 Maret 2009
mencari peta kuno jawa di Arsip Nasional Belanda
" [ Terjemahkan laman ini ] "
pencet aja...maka webpage tersebut akan muncul dalam terjemahan bahasa indonesia yang agak ngawur, minimal kita paham maunya apa halaman web tersebut.
hari ini saya menemukan arsip peta kuno jawa barat di www.nationaalarchief.nl yang tentu saja saya terjemahkan dulu dalam bahasa ibu saya, dari situ saya bisa explore lebih jauh apa saja yang mereka miliki. Arsip Nasional Belanda memiliki puluhan peta kuno dan naskah Asli perjanjian2 kontrak dagang dan perjanjian2 politik lainnya yang dibuat tahun sebelum tahun 1500. Dan tentu saja semua arsip disini dilindungi secara ketat, baik secara konvensional maupun yang dilengkapi 'jejak digital'
peta jawa yang ini mungkin dibuat tahun seribu empat ratusan, lengkap dengan ilustrasi penduduk pribumi yang digambarkan berkulit gelap seperti suku negrito, sebagai pimpinan budak yang sedang memberi persembahan pada singa ( simbol kekuasaan Belanda).
kesian banget....ngeliatnya, apalagi ada dua orang dibawah panggung tuh.....diiket tali lagi.....
huh...dasar kumpeni.
Selasa, 17 Maret 2009
Bangunan Kolonial Tropis
Berita terbaru tentang bangunan kolonial tropis yang paling menggembirakan saya adalah berita tentang dipakainya kembali gedung Lawang Sewu di Semarang untuk tempat Reservasi Ticketing KA , hore......!!!!
Alasannya adalah akhirnya bangunan itu dihidupkan kembali dan difungsikan.....ditengah2 sudah langkanya bangunan kolonial tropis yang tersisa di kota2 di Indonesia.
Gaya Bangunan Kolonial Topis adalah satu dari gaya bangunan peninggalan Kompeni dimasa jaya mereka. Peninggalan Belanda satu ini memang Ironis. Pertama karena bangunan2 ini adalah wujud penguasaan sistem kolonial pada saat itu sebagai simbol kemewahan mereka di tanah jajahan mereka, namun disisi lain pemerintah2 kota yang gagal memahami peninggalan itu sebagai asset berharga baik dilihat dari sisi turisme maupun peninggalan arsitektural dan benda cagar budaya.
Akhirnya kita bisa saksikan di beberapa kota di Indonesia Bangunan Kolonial Tropis yang masih terawat baik adalah justru yang mendapat bantuan rehabilitasi dari negara asalnya, Nederlands.
TUBAN.....Kota Tua Yang Tersapu Sejarah
Yos de potogaper dengan gambar2 eksotisnya sedikit mengulas tentang tuban ...dan ini melekat di sudut bagian memori saya sejak setahun yang lalu.
ada apa di tuban.....kira2 begitu pertanyaan saya ketika ajakan itu menarik saya, yang pertama muncul di benak adalah ;
satu: LEGEN... dan TOAK, di semua tempat yang menjual nira siwalan alias legen hampir selalu mereka bilang "ini dari Tuban mas" ( gak tau beneran apa bukan) . Anda sudah pernah melihat sosok buah siwalan kan?
tidak seperti tuak medan ; Toak Tuban dikemas dalam Jerigen2 ukuran sepuluh liter. Penjualnya pun kadang2 ibu yang sambil menggendong anak balitanya, sambil lalu. Salah satu tempat penjualan legen dan Toak tuban ini adalah jalan Raya Tuban -Babat. Selain menjual Legen mereka juga berjualan Ikan Jambal roti Kering yang dikemas sederhana dalam plastik transparan. Jambal roti kayak gini paling lezat jika dibuat nasi goreng ikan asin, atau pepes peda.....uhhhh....... ( tapi waktu ngobrol2 soal ikan asin yang diawetkan dengan formalin jadi hilang selera nih...he)
dua: Teri nasi kualitas wahid yang melebihi teri Medan - yang ini diekspor ke Jepang, dan sisanya beredar di kota Semarang dalam bentuk suvenir kecil2 bertuliskan "BALADO TERI" Merk GN di toko oleh2 PALING TERKENAL di jalan Pandanaran, Semarang. merk GN..? BALADO TERI "GN" ini memang ada ceritanya. Pembuatnya Oma Gwan Nio pada suatu saat di awal tahun 80'an, mereka sekeluarga berziarah ke pantai Tuban tempat abu jenazah salah satu leluhur mereka disana. Sepulangnya dari Tuban Oma Gwan memutuskan untuk membuat cemilan teri kacang dan dikemas kecil2 untuk dikirim ke toko di Semarang.
Akhirnya Teri Balado itu sekarang telah beredar ke semua tempat, sampai ke Perancis, Amerika, untuk bekal piknik dan seterusnya.
Kesan pertama saya tentang kota Tuban adalah : "ternyata saya selama ini salah paham..!"
saya sangka Tuban kota Kecil, yah seperti kota Rampah yang berada di antara Tebing Tinggi dan Medan keyek gitulah....ternyata Tidak!!
Tuban seperti Jogja.
Setiap sudut jalannya lurus menghadap utara dan Selatan, as Square as blocks..!!
Luar Biasa......kata yang udah pernah ke California....kotanya ya kayak gitu.....ooooo....gitu ya?
Jalan Utamanya tetap menyusuri pantai Utara Jawa dan perkembangan kota mekar kearah Selatan, termasuk alun2 kota yang ada di sisi jl. Sudirman - Tuban.
jadi jika Aklam cerita kota ini sudah berumur 700 tahun, bagi saya mungkin lebih..!!
di atlas nusantara untuk Sekolah Menengah Atas yang saya baca baru2 ini di Gramedia, sejak era sebelum tahun 12oo masehi , desa Tuban sudah eksis sebagai pelabuhan kapal2 antar benua di Nusantara....WAW.
Berbekal informasi seadanya pencarian Batik Tulis Tuban kami mulai dari sebuah showroom yang ditunjukkan oleh staff Hotel di jalan Basuki Rahmat. dan dari perjalanan antar toko sampailah kami ke workshop batik tulis "Zaenal Gedog Tuban".
Batik selama ini identik dengan Solo Jogja dan Pekalongan.
" Batik di Tuban!? ..kayaknya nggak ada deh..."
itu bunyi sms sobat saya Qijer, waktu saya bilang saya ada di tuban lagi lihat2 batik tulis.
Mas Wiwied yang sederhana dengan keringat berlelehan karena workshop yang pengap karena panas lilin/ malam yang dikerjakan puluhan pembatik tulis disana, menceritakan bagaimana mereka bergulat dengan permintaan pasar yang lebih memilih baju muslim dan batik dari pekalongan.
Namun dari pola dan design gambar serta kehalusan pekerjaan memang Batik Tuban berbeda dari semua batik alusan dari kota2 lain.
Kamis, 12 Maret 2009
A Chapter to Tuban
setelah memarkir kendaraan ( gangnya lumayan sempit) ketemu juga tempat Tante Naomi. Karyawannya yang lagi duduk di depan rumah itu, dan sering ikut pameran ke Jakarta segera cengengesan mengenali wajah kakakku yang notabene jika Beliau pameran di Jakarta pasti mampir di stannya tante Naomi.
Heboh banget........sambutannya.....
"wah......jan khendel tenan......." ( wah nekat bener ni....)
kami segera pamit buat meneruskan perjalanan ke Tuban, kota tua di Jawa timur.
yang menggelikan waktu Tante Naomi melongok ke dalam mobil lalu spontan :
" wah...nggawa peta mbarang......" ( pake bawa peta segala) meledek kami yang culun.
seketika meledaklah tawa kami semua......
ayuuuh.....masih 2 jam lagi perjalanan.
UPDATe : R.I.P naomi Susilowati ...2010